Mau melihat
kehidupan warga lokal di suatu negara? Datanglah ke night market alias pasar malam di negara itu. Di pasar malam
tersebut kita bisa melihat langsung aktivitas warga lokal berkumpul, bergosip
ria berbelanja, makan dan berbagai aktivitas lainnya. Gue sangat suka
menyambangi night market di setiap
negara yang gue kunjungi entah untuk sekedar nongkrong gak jelas, berbelanja
(walau untuk urusan satu ini sangat jarang gue lakukan hehehe) ataupun
kulineran.
Namanya saja night market
ya tentunya buka pada malam hari. Biasanya menjelang sore para pedagang sudah
mulai siap-siap menggelar dagangan mereka. Lokasi night market ini ada yang menempati tempat permanen namun ada juga
yang “tercipta” dadakan di beberapa ruas jalan tertentu yang pada malam hari
“disulap” menjadi area pasar malam. Ada beberapa pasar malam yang buka setiap
hari namun ada juga pasar malam yang buka khusus di akhir pekan Jumat-Minggu.
Di Taiwan night market sangat populer dan sepertinya menjadi “roh” bagi
kota itu sendiri. Hampir di setiap kota terdapat pasar malam yang memiliki
keunikan masing-masing dan biasanya menjadi spot menarik bagi para turis. Dua
kota di Taiwan dimana gue sempat tinggal yaitu Kaoshiung dan Taipei juga
memiliki beberapa pasar malam yang populer.
Liouhe Night Market
Di seantero Kaoshiung
sendiri terdapat 7 night market ,
bayangkan...!! Dan tentunya tidak bisa gue kunjungi semua night market ini. Gue
hanya sempat mampir ke Liouhe Night
Market yang berlokasi di Liouhe 2nd Road dan sangat dekat dengan hostel
tempat gue menginap bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Konon, inilah night market terbesar di kota Kaoshiung
dan night market tertua di Taiwan
yang sudah ada sejak tahun 1950-an.
![]() |
Gerbang Masuk Liouhe Night Market |
Pengunjung sangat
ramai Di Liouhe Night Market pada
malam itu. Dii pasar malam ini kita dapat menjumpai berbagai macam barang yang
dijajakan mulai dari pakaian, suvernir, sepatu, bermacam aksesories, DVD dll.
Namun di sepanjang jalan di kiri kanan gue perhatikan, 80% dari pedagang yang
ada adalah pedagang makanan. Akkhhh.....gimana gue gak histeris melihat
berbagai macam kuliner yang dijajakan dan seolah-olah semuanya melambaikan
tangan ke arah gue meminta untuk mampir. Apa gak pusing lo?
![]() |
Pengunjung yang Ramai |
![]() |
GImana gak bikin Ngiler? |
![]() |
Apa gak Bau yah Baju yang Dijual Di Sebelahnya :) |
Baiklah.....hidup
ini adalah pilihan dan gue harus memilih kuliner mana yang harus gue santap
malam itu. Berhubung malam itu perut gue memang sudah melilit, gue mampir ke
salah satu stall yang menjual makanan
sea food karena gue “curiga”
pengunjung di stall ini sangat ramai.
![]() |
Mari Mampir... |
Menu di tempat ini
sederhana saja. Nasi dengan toping beberapa jenis seafood dan diberi siraman kuah bening. Gue memilih campuran cumi,
udang dan kerang dengan harga NT 100 (sekitar Rp 34rb). Rasanya? Hm....dari
suapan pertama sudah terasa lezatnya. Tak heran pengunjung di tempat ini sangat
ramai. Sluurrp....
![]() |
Hm...Nasi Seafood ini Sungguh Menggoda Sluurp... |
Persis di depan
pedagang sea food ini terdapat stall
yang menarik perhatian gue. Gue kira dagangannya adalah snack tahu. Setelah gue tanya ternyata.....ubi yang digoreng dan
dilumuri dengan gula cair yang sudah agak mengeras. Iseng-iseng coba ah, begitu
pikir gue. NT 50 (sekitar Rp 17rb) pun melayang dari dompet gue.
Hm.....ternyata rasanya enak sekali snack
ubi ini. Bener deh enak banget!! Pengen nambah satu porsi lagi, tapi gue
urungkan niat itu karena gue sengaja sisihkan space perut gue untuk mencoba kuliner lain.
![]() |
Lezaaaaat..... |
Berjalan beberapa
langkah, mata gue tertuju pada sosok sebuah snack yang menarik. Sosis yang
dibalur dengan tepung dan digoreng yang
ditusuk pada sebuah lidi. Gue menyebutnya sosis stick dan disiram dengan
beberapa pilihan saus. Pilihan gue mantap kepada saus barbeque. Ukuran sosis
stick ini lumayan besar dan cukup mengenyangkan perut. Harganya? NT 50 (Sekitar
Rp 17rb). Namun sepertinya bahan dasar sosis ini mengandung unsur yang tidak
halal :)
![]() |
Sosis Stick |
Shilin Night Market
Shilin Night Market di Taipei memberikan kisah tersendiri tentang pasar malam. Nah bagi
yang doyan hang out di mall di
Jakarta , mungkin tidak asing lagi dengan outlet Shilin snack yang menjual jajanan/snack khas Taiwan. Nah.....Shilin sendiri adalah nama sebuah
distrik di Taipei dan di sini terdapat pasar malam terbesar di Taiwan. Shilin Night Market dapat dijangkau
dengan mudah melalui stasiun MRT terdekat yaitu Stasiun Jiantan.
Nah Shilin Night Market ini menurut gue Top nya night
market yang pernah gue kunjungi. Pokoknya juara deh! Mengapa sampai gue
jatuh cinta dengan Shilin ini karena pasar malamnya bersih, rapi, teratur,
terang pencahayaannya dan aneka barang yang dijualpun bervariasi. Selain itu Shilin Night Market ini menempati area
yang sangat luas sehingga butuh waktu sampai beberapa jam untuk blusukan sampai
ke dalam pasar malam untuk menemukan hal-hal yang unik.
![]() |
Pintu Gerbang Shilin Night Market |
Buka mulai pukul 5
sore hingga 12 tengah malam, bahkan pada akhir pekan ada yang buka sampai pukul
1 dan 2 dini hari, pasar malam ini dibagi menjadi 2 sektor yaitu sektor yang
dekat ke jalan raya (Danan Road). Di sektor ini barang yang dijajakan
bervariasi mulai dari pakaian, aksesoris, perhiasaan, DVD, tas dan sebagian
produk kuliner. Nah di sektor lain yang menempati gedung tersendiri adalah
surga kuliner karena semuanya menjual makanan dan berbagai macam snack.
![]() |
Suasana Shilin Night Market yang Rapi |
Lumayan berasa kaki
dibawa melangkah berkeliling pasar malam Shilin ini ditambah dengan suasana
pengunjung yang sangat ramai dan padat sehingga di beberapa ruas tertentu untuk
berjalan saja harus pake acara berdesakan. Yah namanya juga pasar malam wajar
kalau pake acara desak-desakan hehehe.
![]() |
Gerai Buah-buahan |
Tiba saatnya untuk
mencobai kuliner yang ada di pasar malam Shilin ini. Berhubung cuaca malam itu
cukup dingin gue bermaksud untuk mencari makanan yang berkuah dan hangat.
Pilihan jatuh di salah satu restoran yang di depannya dipajang menu lengkap
beserta foto makanannya dan gue mengambil sampel beberapa foto untuk
mengantisipasi kalau-kalau pelayan restoran tersebut tidak bisa berbahasa
Inggris, gue tinggal menyodorkan foto menu yang gue inginkan.
Suasana di dalam
restoran sangat ramai dan gue tidak kebagian tempat duduk. Namun gue beruntung,
masih tersisa satu tempat duduk namun satu meja dengan seorang wanita muda yang
juga sedang makan sendirian. Gue celingak celinguk ke arah pelayan restoran
menunggu dilayani. Namun gue dicuekin dan tak seorang pelayanpun yang
menghampiri gue.
Tiba-tiba cewek yang
satu meja dengan gue berdiri dan mengambil form
menu yang harus diisi beserta pulpen yang telah disediakan dan disodorkan ke
gue. Ooooh....ternyata pengunjung harus mengambil sendiri form menu di tempatnya, mengisi menu yang dipilih dan
menyerahkannya kepada pelayan.
Persoalan belum
selesai ternyata pemirsa. Semua daftar menu ditulis dalam bahasa Mandarin! Nah...gimana
bisa memilih menu yang gue mau sedangkan gue kagak mengerti daftar menu dalam
bahasa Mandarin. Mati gaya deh gue.
Tampaknya sang cewek bisa membaca kegalauan dalam diri gue dan beliau bertanya
menu apa yang akan gue pilih. Beruntung gue sudah menyiapkan foto yang gue
ambil sebelum masuk ke dalam restoran dan gue sodorkan kepada cewek tersebut
dan akhirnya beliau membantu gue mengisi ke dalam form menu. Ah....di Taiwan tak seorangpun warganya yang tidak
membantu kalau gue sedang dalam kesulitan. Sungguh...mereka sangat helpful sekali. Terharu hati ini.
Inilah menu pilihan
gue : beef curry noodle seharga NT 90
(sekitar Rp 30.600). Lumayan membikin hangat badan dari cuaca dingin di malam
itu. Cewek yang duduk semeja dengan gue
selesai lebih dulu dan pamit untuk pergi. Sebelum pergi beliau meninggalkan
tisu siapa tahu gue membutuhkan selesai makan nanti. Ah...baik sekali dia.
![]() |
Beef Curry Noodle yang Cetarr Membahana |
Selesai makan tanpa
sengaja gue melewati pedagang yang menjual snack tomat mini (seharga NT 30 per
tusuk ) dan strawberry (NT 50 per tusuk) yang lucu-lucu. Dengan warna yang merah
merona dan dilumuri dengan gula cair membuat gue tak kuasa untuk tidak
mencobanya. Ah...dengan paduan rasa sedikit asam dan manis membuat gue
kesengsem dengan kudapan yang satu ini.
![]() |
Merah Menggoda... |
Raohe Night Market
Pasar malam lain
yang gue kunjungi di Taipei yaitu Raohe
Night Market yang terletak di distrik Songshan. Stasiun MRT terdekat yaitu
Houshanphi. Namun selepas dari stasiun MRT ini tidak ada petunjuk arah yang
jelas menuju ke Raohe Night Market.
Akhirnya gue
bertanya kepada petugas MRT di pintu keluar sembari menyodorkan peta yang gue
bawa dan gue diberi tahu arahnya lurus terus dan nanti ketemu pertigaan belok
ke kiri. “Dekat kok” kata sang bapak dengan entengnya. Dengan semangat 45 gue
pun menuruti rute yang diberitahu petugas MRT tadi. Sesampai di pertigaan
jalan, gue pun berbelok ke kiri dan mata gue langsung tertuju pada petunjuk
arah yang terdapat di situ : “Raohe Night
Market 2 KM”. Aaaakkkh......gue di-PHP-in sang bapak katanya “dekat kok”.
Menurut ngana jalan kaki 2 KM itu dekat?? Mau protes? Ya mungkin parameter
“dekat” sang bapak ama gue beda kali yah....
Tapi yah
sudahlah...tanggung. Masa mau balik lagi? Ya gak mungkinlah. Mau nyambung bis
ribet karena sudah malam, gerimis pula. OK
gue bulatkan tekad untuk tiba di pasar
malam itu dengan berjalan kaki. Lumayan sih 2 KM.....
Di tengah
perjalanan, gue sempatkan untuk mampir ke mini market membeli air mineral. Namun setelah keluar
dari minimarket gue dicegat oleh 2 orang polisi lokal dan gue dibombardir
pertanyaan cang cing cong dalam Bahasa Mandarin. Gue katakan kalau gue tidak
bisa Bahasa Mandarin dan gue berbicara dalam bahasa Inggris sembari deg-degan
juga hati gue. Namun gue mencoba untuk tenang dan tidak panik.
Seperti biasa mereka
meminta diperlihatkan paspor kepada setiap orang asing dan untungnya paspor
selalu gue bawa kemanapun gue pergi. Melihat paspor hijau RI, sang polisi
menanyakan visa dan gue tunjukkan visa di halaman paspor gue. Akhirnya gue
dipersilahkan untuk pergi. Hufft.....Di Taiwan sendiri banyak TKI yang bekerja
di negara tersebut dan mungkin gue terkena pemeriksaan random untuk memantau
pekerja asing yang ilegal. Duh...belum nyampe night market nya aja aja sudah ada beberapa drama yang terjadi...
Raohe Night Market dari segi ukuran tidak sebesar Shilin
Night Market dan menempati sepanjang ruas jalan Raohe sepanjang kurang
lebih 600M. Persis di samping Raohe Night
Market terdapat Ciyou Temple yang
sangat indah.
![]() |
Ciyou Temple |
Pedagang di Raohe night market menempati tempat permanen di sebelah kiri dan
kanan jalan dan di tengah jalan dibangun tenda-tenda yang menampung berbagai
jenis pedagang yang hampir mirip dengan di Shilin. Namun terus terang gue
kurang suka dengan kondisi Raohe night
market ini karena kondisi jalannya yang sempit sehingga untuk berjalan di
dua arah harus antri dan berdesak-desakan. Dengan kondisi seperti itu sangat
tidak nyaman untuk kulineran yang berlokasi di tenda di tengah jalan.
![]() |
Gerbang Raohe Night Market |
![]() |
Pedagang di Raohe Night Market |
Akhirnya gue memilih
makan di restoran yang menempati gedung permanen di sebelah kiri jalan. Seperti
biasa sebelum masuk gue foto dulu menu makanan yang dipajang di depan restoran.
Sea food fried rice menjadi menu pilihan gue malam itu. Hm...beberapa hari di
Taiwan menu makan gue tak jauh jauh dari menu sea food!!
![]() |
Foto Menu Makanan Di Depan Restoran |
![]() |
Ini Penampakan Aslinya |
Setelah membayar
seharga NT 80 (sekitar Rp 27,200) sang pelayan mengucapkan khawp khun kap (terima kasih dalam bahasa Thai) kepada gue sembari
kedua tangannya mengatup di depan dada. Gue tersenyum (dalam hati gue : sotoy
deh loe ah J) dan berkata kalau
gue bukan berasal dari Thailand tapi dari Indonesia dan langsung mengajari
mereka kata “terima kasih”. Rupanya pelayan tersebut berasal dari Vietnam dan
mungkin dia melihat muka gue tipikal orang Thai negeri tetangga mereka.
Gue keluar dari
restoran tersebut diiringi dengan ucapan “terima kasih” dari pelayan restoran
tersebut bersama teman-temannya....
Sebelum pulang gue mampir
ke gerai yang menjual buah-buahan dan membeli buah pepaya yang harganya cukup
mahal NT 50 (sekitar Rp 17rb) untuk 3 potong irisan kecil.
Selalu ada cerita di
balik riuhnya pasar malam.....
Liuohe & Shilin night market fav aku dari kecil. Karena ada menu kesukaanku O Cien ama Tan Ce Mien. Wihhhh, jadi laperrrr n kangen Taiwan :(
ReplyDeleteaakkhhhh....love Taiwan so much. Kotanya, warganya, makanannya. Yuuukk ke Taiwan lagi?? :p eh btw thanks loh dah blusukan ke blog ku yg sederhana ini cicik Debby:)
DeleteYukk, aku juga lagi kangen Taiwan nih. Halah sederhana apa coba....kita sesama niubie kan :p
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteAhhh.. Jadi laperr bacanya :D Sosis sticknya keknya enak banget yah om CUl :D
ReplyDeleteEnak banget...lumayan nendang perut kok :)
ReplyDeleteThanks dah berkunjung bro :)
ReplyDeleteJd ikut kngn twn
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletesalam kenal bro, gue pingin nanya nich.
ReplyDeleteKalo gue liat di googlemap, raohe night market khan lebih dekat dengan MRT Songshan,daripada MRT Haushanpi. Apa benar fakta seperti itu?
tq.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteTaiwan food is d best pokoknya....kangen taipei...
ReplyDelete