Pasar Klewer |
Berjalan di sebelah
utara komplek alun-alun keraton kami menjumpai Pasar Klewer yang legendaris
itu. Pasar Klewer telah ada sejak jaman penjajahan Jepang pada tahun 1940-an
dan merupakan sentra batik yang sangat terkenal dan terbesar di Indonesia.
Pengunjung dapat berjalan dengan menyusuri setiap lorong dan blok yang
menyediakan beragam dan aneka jenis batik mulai dari batik Solo, batik Jogja,
Batik Pekalongan, batik Madura dll dengan variasi harga yang dapat ditawar.
Sayangnya Pasar Klewer
ini sangat sempit dan berdesak-desakan sehingga gue pribadi kurang nyaman dan
tidak membeli apa-apa di sini.
Hiruk Pikuk di Dalam Pasar |
Akhirnya kami ber-3
sepakat untuk berpindah ke Pasar antik Triwindu yang terletak di Jalan Diponegoro.
Pasar yang bangunannya terdiri dari 2 lantai ini terdiri dari kios-kios yang
menjual barang-barang antik dan jarang kita jumpai.
Pasar Antik Triwindu |
Situasi Beranda Pasar |
Menyusuri lorong di
lantai satu kita akan menjumpai pedagang yang menjual barang-barang yang sudah
jarang kita lihat dan temui berupa uang dan koin kuno, kain batik, wayang,
patung Budha dll.
Suasana Dalam Pasar |
Mau Cari Barang Antik dan Unik? |
Namun saat naik ke
lantai 2 suasananya sudah saat sepi karena banyak kios yang sudah tutup.
Ternyata kami baru sadar karena pasar ini mengakhiri kegiatannya pada pukul 4
sore.
Ke Solo tidak sah
rasanya kalau tidak mampir dan mencobai Serabi Notosuman yang terkenal itu.
Setelah bertanya-tanya kepada orang di jalan, kami segera meluncur ke Jalan M.
Yamin. jalan ini banyak ditemui
toko-toko yang menjual serabi.
Kami sempat bingung mau
memilih toko serabi yang mana. Di beberapa referensi yang gue baca
merekomendasikan Serabi Notosuman M. Yamin No. 28 tapi ketika kami masuk ke
toko serabi tersebut suasananya nampak sepi. Akhirnya kami diarahkan tukang
parkir untuk mampir di toko serabi M. Yamin No.49.
![]() |
Serabi Notosuman |
Di benak dan bayangan
gue, toko serabi ini menyediakan meja dan kursi sehingga pengunjung dapat makan
di tempat sembari bersantai. Namun ketika memasuki toko bayangan gue segera
sirna karena di toko tersebut hanya menyediakan kursi ala kadarnya buat
pengunjung yang menunggu pesanan. Rupanya kebanyakan para pembeli membeli
serabi untuk dibawa pulang dan tidak dimakan di tempat.
Akhirnya kami membeli
secara take away dan dimakan
bersama-sama di dalam mobil sedangkan Joss membeli satu boks lagi untuk dibawa
pulang ke Jogja. Ternyata benar rasa serabi ini sungguh enak dan legit serta memiliki
2 pilihan rasa yaitu serabi polos dan yang diberi topping coklat.
Solo juga memiliki
perkampungan batik yaitu di daerah Laweyan dan Kauman. Joss mengajak gue untuk
mampir ke salah satu perkampungan tersebut dan akhirnya kami sepakat memilih
Laweyan untuk kami kunjungi.
![]() |
Peta Kampung Batik Laweyan |
Seperti biasa, setelah
bertanya kesana kemari di jalan yang dilalui, kami tiba di Kampung batik
Laweyan. Kampung batik Laweyan ini benar-benar sebuah perkampungan dan masuk ke
sebuah jalan kecil. Di sepanjang jalan kecil ini berderet rumah-rumah yang
dijadikan sentra pembuatan kain batik.
![]() |
Suasana Sore di Kampung Laweyan |
Secara random kami masuk
ke sebuah rumah yang juga difungsikan sebagai tempat produksi dan sekaligus
tempat berjualan produk batik seperti pakaian dll. Kami meminta ijin kepada
pemiliknya untuk masuk ke dalam dengan maksud untuk melihat proses pembuatan
kain batik. Kami diijinkan masuk ke dalam namun sayangnya proses pembuatan kain
batik secara manual telah berakhir pukul 4 sore sedangkan kami tiba di lokasi
sekitar pukul 4.30 sore. Ah...sedikit rasa kecewa melanda kami semua.
![]() |
Peralatan Membatik |
Penasaran dengan tempat
yang bernama Taman Balekambang, akhirnya kami putuskan untuk mendatanginya.
Hanya sekitar 15-20 menit dari kampung batik Laweyan kami tiba di Taman
Balekambang ini.
![]() |
Taman Balekambang |
Untuk masuk ke taman ini
sendiri tidak dikenakan biaya hanya dipungut untuk biaya parkir mobil sebesar
Rp 3rb. Taman Balekambang sendiri sesuai namanya terletak di Jalan Balekambang
dengan luas 9.8 ha. Banyak warga yang memanfaatkan tempat ini untuk
beristiahat, bersantai dan bermain terutama di saat akhir pekan. Taman ini
sendiri sangat asri dan nyaman sehingga menjadi tempat alternatif untuk
melepaskan kepenatan. Terdapat beberapa ekor rusa yang berkeliaran membuat
taman ini semakin “hidup”.
Rusa Berkeliaran Bebas |
Di tengah taman terdapat
bundaran air mancur dan di tengah bundaran (yang sedang tidak ada air
mancurnya) terdapat patung seorang wanita yang bernama Partinah Bosch (namanya
berbau Belanda). Sayangnya tidak ada penjelasan tokoh Partinah Bosch itu
siapa??
![]() |
Patung Partinah Bosch |
Keasrian taman ini
dilengkapi dengan sebuah danau buatan dan di tengah danau ini juga terdapat
sebuah patung berdiri di tengah danau yang bernama Partini Tuin. Lagi-lagi
tidak ada penjelasan siapa sebenarnya Partini Tuin itu??
![]() |
Patung Partini Tuin |
Hm.....setelah gue berusaha mencari dari beberapa sumber
ternyata Partinah Bosch dan Partini Tuin adalah putri KGPAA Mangkunegoro VII
yang bernama GRAy Partini Husein Djayaningrat dan GRAy Partinah Sukanta. Taman
ini telah ada sejak tahun 1921 dan pada awalnya hanya dipergunakan sebagai
tempat bersantai dan rekreasi khusus keluarga dan kerabat istana Mangkunegaran,
namun sejak era KGGPA Mangkunegoro VIII taman Balekambang dibuka untuk umum (Sumber
: tamanbalekambang.blogspot.sg).
Terdapat area seperti
kebun binatang mini di samping danau yang menyimpan berbagai koleksi satwa
namun kami tidak masuk ke tempat itu. Untuk masuk ke dalamnya pengunjung
dikenakan biaya yang gue sendiri tidak tahu berapa.
Akhirnya senja berganti
malam dan kami memutuskan untuk kembali ke hotel beristirahat sejenak dan mandi
terlebih dahulu sebelum melanjutkan kembali mengelilingi Kota Solo. Karena Joss kepingin untuk
menyantap Nasi Liwet, akhirnya malam ini kami bertiga mampir ke daerah Keprabon
Bertepatan dengan
kedatangan gue ke Solo sedang diadakan Solo
City Jazz Festival yang diadakan tanggal 21 dan 22 September 2012 yang
merupakan event untuk mempopulerkan musik jazz dan diselenggarakan setiap
tahun. Untuk penyelenggaraan tahun ini mengambil lokasi di pelataran Pasar
Triwindu. Kamipun tidak melewatkan event ini dan membaur dengan warga lokal
untuk menyaksikannya.
![]() |
Solo City Jazz Festival |
Saat tiba di lokasi
suasana sudah sangat ramai dan penuh sesak karena pertunjukan sudah dimulai.
Gue sendiri tidak tahu persis siapa saja yang mengisi acara Solo City Jazz Festival ini. Pagelaran
musik jazz ini juga diikuti dengan bazaar beberapa produk dan makanan sehingga
suasana malam itu sangat penuh sesak.
![]() |
Suasana Pasar Malam yang Riuh |
Segelas susu murni
hangat rasa jahe dan roti bakar mengakhiri kuliner kami malam itu. Dan sekitar
pukul 22.00 Joss dan saudaranya kembali Jogja. Terima kasih buat Joss yang
telah bersusah payah dan direpotkan oleh gue untuk datang ke Solo. Terima kasih
untuk pengalaman yang menyenangkan bersama kalian selama di kota Solo.
![]() |
Terima Kasih Sobat |
**********
Sejak dulu gue penasaran dengan kawasan
wisata Tawangmangu. Dan hari terakhir di kota Solo gue manfaatkan untuk
mengunjungi kawasan wisata Tawangmangu yang terkenal dengan air terjunnya yang
bernama Grojogan Sewu.
Tawangmangu sendiri merupakan kota kecamatan
di Kabupaten Karanganyar yang berjarak sekitar 37 KM dari Kota Solo. Setelah check out dan menitip tas di hotel, gue naik taksi menuju terminal bis Tirtonadi
dengan membayar Rp 15rb. Setelah bertanya kepada petugas di dalam terminal gue
diarahkan untuk naik bis langsung jurusan Tawangmangu. Beruntung bus tidak
ngetem terlalu lama di dalam terminal dan langsung berangkat menuju
Tawangmangu.
![]() |
Terminal Tirtonadi Solo di Pagi Hari |
Perjalanan ke Tawangmangu ditempuh dalam
waktu sekitar 1.5 jam dengan ongkos
sebesar Rp 10rb. Begitu bis memasuki wilayah Tawangmangu kondisi jalannya
menanjak dan menyajikan pemandangan pegunungan yang sangat indah dengan nuansa
sawah di kanan kiri jalan . Cuacanya pun sangat sejuk.
Bis berhenti dengan tujuan akhir di Terminal
Tawangmangu dan dari terminal bagi penumpang yang akan menuju ke Kawasan Wisata
Tawangmangu bisa menyambung dengan kendaraan kecil sejenis L300 dengan
kapasitas 8-10 orang dengan ongkos sebesar Rp 3rb/orang.
Kendaraan yang Menuju Taman Wisata Tawangmangu |
Bersama gue dalam 1 mobil rombongan keluarga
yang benar-benar akan berpiknik ke Taman Wisata Tawangmangu. Ini terlihat dari
bawaan mereka berupa tikar dan menenteng rantang tempat makanan.
Gerbang Masuk Kawasan Wisata Tawangmangu |
Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk tiba
di kawasan wisata Tawangmangu. Dan karena gue berkunjung jatuh pada hari Minggu
maka pengunjungnya sangat ramai. Tiket masuk untuk wisatawan domestik sebesar
Rp 6rb/orang.
Loket Tiket |
Tujuan favorit di Kawasan Wisata Tawangmangu
ini tak lain adalah Air Terjun Grojogan Sewu. Untuk mencapai air terjun ini
pengunjung harus menuruni anak tangga yang jumlahnya cukup banyak. Beruntung
medan yang dihadapi berupa anak tangga yang menurun jadi tidak terlalu lelah. Namun
harus wasapada karena banyak monyet-monyet liar berkeliaran namun tidak
mengganggu pengunjung yang lewat.
Menuruni Anak Tangga Menuju Grojogan Sewu |
Siap-siap Dihadang Kawanan Monyet |
Sekitar 15 menit kemudian gue tiba di kawasan
air terjun Grojogan Sewu. Untuk mencapai air terjunnya sendiri pengunjung harus
berjalan kaki lagi melewati medan bebatuan dalam ukuran besar.
Di dalam kawasan air terjun Grojogan Sewu
juga tersedia fasilitas kolam renang anak dan dewasa serta arena permainan outbond seperti Flying Fox. Nampak pengunjung sangat antusias menikmati semua wahana yang tersedia
di sini.
Grojogan Sewu sendiri berarti “seribu air
terjun” dan air terjun ini masuk dalam kawasan hutan lindung. Setelah
terseok-seok berjalan melewati bebatuan besar akhirnya gue tiba di depan air
terjun setinggi 81 meter. Melihat debit air yang tumpah sepertinya kurang deras
atau mungkin karena pengaruh musim kemarau saat
ini sehingga volume air menyusut.
Tidak sedikit pengunjung yang datang mandi dengan
curahan air terjun yang tumpah atau hanya duduk-duduk santai di atas bebatuan
besar. Cuaca yang sejuk sangat mendukung untuk berlama-lama di tempat ini.
Di sekitar kawasan air terjun ini banyak
dijumpai pedagang sate baik sate ayam maupun sate kelinci yang menjadi kuliner
khas Tawangmangu. Saatnya gue meluangkan
waktu sejenak untuk menikmati kuliner sate kelinci. Satu porsi sate kelinci
berisi 10 tusuk + lontong harganya Rp10rb. Harga yang sangat murah dan rasa
sate kelincinya pun sangat enak karena serat dagingnya tipis dan kadar
kolesterol yang rendah.
Saat kembali menuju pintu keluar merupakan
saat-saat yang berat karena setelah menuruni ratusan anak tangga untuk mencapai
air terjun sekarang diperhadapkan pada medan sebaliknya yaitu harus menaiki
kembali ratusan anak tangga untuk mencapai pintu keluar. Hm......dengan tenaga
penuh karena baru selesai kuliner gue bulatkan tekad untuk bisa menaiki anak
tangga dan walaupun dengan napas terengah-engah akhirnya bisa mencapai puncak
kembali.
Saat tiba di puncak, pengunjung disambut
dengan papan yang bertuliskan : “Selamat Anda telah turun dan menaiki 1.250 anak
tangga. Semoga tambah sehat dan sukses”. Tak pernah terpikirkan untuk turun dan
naik anak tangga dengan jumlah sebanyak itu. Dengan senyum yang kecut gue
membaca tulisan itu sambil keluar.
Dan kali ini dari gerbang masuk Taman Wisata
gue jalan kaki selama 25 menit menuju Terminal Tawangmangu karena gue malas
menunggu mobil L300 yang ngetem menunggu penumpang hingga penuh. Beruntung
kondisi jalan menuju terminal konturnya menurun sehingga tidak terlalu menguras
tenaga.
Akhirnya bus dari Terminal Tawangmangu
membawa gue kembali menuju Terminal Tirtonadi Solo dan gue langsung menuju
Bandara Adi Sumarmo menggunakan taksi dengan singgah terlebih dahulu ke Fave
Hotel untuk mengambil tas yang gue titipkan di sana. Sore itu gue kembali
pulang ke Jakarta menggunakan penerbangan terakhir Garuda.
Ah, spirit
itu masih terasa hingga gue tiba di Bandara Adi Sumarmo. Spirit keramah tamahan, senyuman dan kehangatan. Dan itu gue
temukan di Solo.........
EXPENSES TO SOLO SEP 21-23, 2012 | |||
DATE | NO | DESCRIPTION | IDR |
21-Sep | 1 | Transport to Airport | 22.000 |
2 | Airport tax Soekarno Hatta | 40.000 | |
3 | Tips to driver | 20.000 | |
4 | Hotel 2 nights | 527.000 | |
5 | Becak to Pasar Gede | 20.000 | |
6 | Lunch Timlo Sastro + Caramel ice | 23.000 | |
7 | Dawet Telasih | 3.000 | |
8 | Becak to Tirtonadi | 20.000 | |
9 | Ojek to Sangiran | 80.000 | |
10 | Entrance Fee to Sangiran Museum | 5.000 | |
11 | Aqua | 3.000 | |
12 | Toilet Sangiran | 2.000 | |
13 | Bakso Garasi Ronggowarsito | 15.000 | |
14 | Nasi Liwet + ronde | 23.000 | |
15 | Becak to Keprabon | 7.000 | |
16 | Taxi to hotel | 20.000 | |
17 | Ngamen Wongso Lemu | 2.000 | |
SUB TOTAL | 832.000 | ||
22-Sep | 1 | Becak to Keprabon | 15.000 |
2 | Soto Daging + Babat + Teh Manis | 22.000 | |
3 | Museum Radya Pustaka | 7.500 | |
4 | Es Teler 77 Paragon Mall | 16.000 | |
5 | Becak to Hotel | 10.000 | |
6 | Lunch RM Kusuma Sari (3) | 54.000 | |
7 | Entrance Fee Keraton | 30.000 | |
8 | Parking Balekambang | 3.000 | |
9 | Lasi Liwet Wongso Lemu (3) | 70.000 | |
10 | Ngamen | 4.000 | |
SUB TOTAL | 231.500 | ||
23-Sep | 1 | Taxi to Tirtonadi | 15.000 |
2 | Breakfast | 10.000 | |
3 | Peron Terminal | 1.000 | |
4 | Bus to Tawangmangu | 10.000 | |
5 | Angkot to Taman Wisata | 3.000 | |
6 | Entrance Fee Taman Wisata | 6.000 | |
7 | Toilet | 2.000 | |
8 | Sate Kelinci + Teh Botol | 13.000 | |
9 | Bus to Tirtonadi | 10.000 | |
10 | Taxi from Tirtonadi to Airport | 40.000 | |
11 | Airport Tax | 30.000 | |
12 | Transport to home | 22.000 | |
SUB TOTAL | 162.000 | ||
TOTAL EXPENSES | 1.225.500 | ||
Tiket Garuda CGK-SOC | 262.500 | ||
GRAND TOTAL | 1.488.000 | ||
Mantab Mas Bro...kebetulan saya warga Solo yang bekerja di Tawangmangu, tiap hari saya menempuh perjalanan 1,5 jam x 2 (PP) Solo-Tawangmangu, semoga bisa mampir ke Solo lagi pada kesempatan berikutnya...:-)
ReplyDeleteTerima kasih mas :) Solo memang berkesan dan penuh kenangan. Akan kembali lagi suatu saat nanti.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Deletemas mau nanya nih..kalo dri trminal solo ke alun alun dgn bis jurusan tawangmangu apa sudah sampe apa oper ojek??
ReplyDeletealun alun karanganyar
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete