Friday, October 14, 2011

Akhirnya ke Negeri Jiran........

“Ayo mau ikut ga? Kita mau ke Malaysia nih”....begitulah suara yang terdengar di seberang sana dalam percakapan telepon dengan temen deket gue  di pertengahan Oktober 2007. “Wah, kapan berangkatnya nih? Kata gue dengan agak panik. Harap maklum gue agak sedikit panik kalo diajak untuk traveling, apalagi kalo dadakan hehehe. Kemudian  dibalas :  “Bulan Desember nanti”. Hah ? agak setengah percaya gue mendengarnya. Sementara suara di ujung telepon terus memborbardir. “Cepetan, kalo mau dibooking sekalian tiketnya dari sini, mumpung Lion Air sedang ada harga promo nih. Nanti kamu fax aja paspor kamu kemari.”

Akhirnya pembicaraan di telepon tersebut ditutup dengan kesepakatan gue akan ikut rombongan temen gue dan keluarganya ke Malaysia di bulan Desember 2007. Kenapa gue sebut rombongan? Karena selain temen gue sekeluarga (5 orang), juga akan berangkat bersama-sama  temen mereka juga sekeluarga (5 orang) jadi total yang akan berangkat berjumlah 11 orang terdiri dari 5 dewasa (termasuk gue) dan 6 anak-anak. Ya ampun...baru kali ini gue pergi dengan rombongan besar seperti ini, berasa seperti mau naik haji aja rasanya. Kebayang rempongnya nanti di sana seperti apa hehehe. Tapi yah sudahlah gue akan coba menikmati perjalanan ini nantinya hitung-hitung gue juga baru pertama kali ini ke Malaysia.

Dengan gerak cepat, gue langsung hunting tiket Jakarta-Medan karena rombongan kami berangkat ke Malaysia melalui Medan dan masuk melalui Pulau Penang. Tiket Air Asia berhasil gue booking (saat itu Air Asia masih melayani jalur Jakarta-Medan) dengan harga yang  tidak murah lagi karena sudah dekat dengan tanggal keberangkatan di bulan Desember. Traveling kali ini bener-bener  murni gue menjadi peserta alias ngikut aja karena semua sudah diatur  oleh temen gue beserta rekan mereka mulai dari booking tiket pesawat, bus dan hotel, rencana perjalanan dll. Suatu hal yang tidak biasa buat gue yang biasanya gue yang mengatur perjalanan buat diri gue sendiri hehehehe.

22 Desember 2007 gue terbang ke Medan dan menginap 1 malam di sana. Akhirnya 23 Desember 2007 rombongan kami berjumlah 9 orang (2 orang telah berangkat 2 hari sebelumnya untuk urusan pekerjaan di Penang dan bergabung dengan rombongan di Penang) berangkat melalui Bandara Polonia Medan. Penerbangan Medan-Penang pukul 09.30 dengan lama terbang hanya sekitar 40 menit. Sekitar pukul 11.10 kami mendarat di Penang International Airport di wilayah Bayan Lepas. Bandara ini tidak terlalu besar memang namun sangat rapi dan teratur serta nyaman. Urusan imigrasi kami lalui tanpa hambatan dan langsung mengambil bagasi masing-masing. Berangkat rombongan seperti ini membutuhkan waktu yang lumayan lama karena harus menunggu satu perserta anggota keluarga hingga selesai dan  waktu menunjukkan pukul 12an.


Dari  Bayan Lepas, kami menggunakan 3 taksi dan langsung menuju Queensbay Mall (mall terbesar di Penang) untuk makan siang. Kami memilih food court yang terdapat di dalam mall tersebut karena praktis untuk rombongan besar seperti kami. Selepas makan siang masih ada kesempatan untuk keliling mall tersebut. Walaupun sebagai mall terbesar di Penang, namun masih kalah luas  bila dibandingkan dengan mall yang ada di Jakarta sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menjelajahnya. Belanja? Hm...rasanya belum tertarik, lagian baru nyampe jadi spirit belanjanya belum muncul. Jadi cukup liat-liat saja hehehehe.....


Puas mengelilingi mall tersebut, beberapa anak kecil menyempatkan diri untuk membeli  snack, maklum setelah ini kami belum akan stay di Penang, namun  melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur (KL) melalui jalur darat dengan menggunakan bus. Nah loh? Gue sendiri baru tahu saat itu karena belum sempat ngobrol masalah itinerary di Malaysia dengan temen gue tersebut. Karena statusnya saat itu sebagai peserta yah mau gak mau ikut saja hahaha. Dari Quensbay Mall kembali kami menggunakan 3 taksi menuju Terminal bus ekspress Sungai Nibong dengan perjalanan sekitar 20 menit. Tiket bus ke KL sendiri telah dibeli satu hari sebelumnya, dan harganya gue lupa untuk menanyakannya karena tinggal terima beres saja hehehe. Oh ya sebelumnya gue sempat membeli kartu perdana untuk HP nomor lokal (provider Celcom)  dari sopir taksi namun agak sedikit mahal. Namun tak apalah daripada gue juga harus muter-muter nyari lagi lagian kartu perdana itu gue butuhkan selama berada di Malaysia untuk berkomunikasi dengan anggota rombongan. Hm......kreatif juga sang sopir sembari nyetir menawarkan  kartu perdana kepada penumpangnya.

Terminal bus ekspress Sungai Nibong tidak terlalu luas  namun gue sangat terkesan dengan kebersihan, ketertiban serta kenyamanannya. Gue bandingkan dengan terminal bus di Jakarta, duh...rasanya beda banget. Setelah lapor tiket dan menunggu sekitar 20 menit akhirnya bus berangkat menuju KL tepat waktu sekitar pukul 14.00. Jujur....inilah yang gue sukai dari Malaysia, selalu tepat waktu. Bus yang kami gunakan selain bersih dan nyaman juga kapasitas penumpangnya tidak terlalu banyak yaitu hanya untuk sekitar 25-30 penumpang dengan formasi kursi 1-2 yaitu 1 kursi di samping kiri dan 2 kursi di samping kanan jadi benar-benar nyaman apalagi untuk perjalanan jauh. Gue sendiri memilih kursi single jadi bisa istirahat dengan leluasa.


Perjalanan Penang-KL ditempuh selama kurang lebih 4-5 jam tergantung keadaan jalan macet atau tidak dan selama perjalanan melakukan satu kali perhentian untuk istirahat, buang air kecil, beli air minum dll. Akhirnya sekitar pukul 18.30 bus tiba di Kuala Lumpur dan berhenti di Terminal Pudu Raya. Dari Terminal Pudu Raya kami menggunakan taksi menuju Hotel Quality di Jalan Raja Laut dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Rombongan kami membooking 4 kamar di lantai yang sama namun antara 2 kamar dengan 2 kamar yang lain letaknya lumayan berjauhan. Letak hotel ini di pusat kota dan cukup strategis serta dekat dengan stasiun monorail.

Selesai urusan check in , gue langsung mandi dan istirahat sejenak meluruskan kaki setelah hampir 5 jam tertekuk di dalam bus. Setelah semua anggota rombongan beres bersih-bersih tiba saatnya untuk makan malam. Karena masih dalam keadaan capek setelah menempuh perjalanan jauh, maka diputuskan untuk makan malam di sekitar hotel. Maka kamipun akhirnya berjalan kaki mencari tempat makan dan akhirnya menemukan sebuah restoran tepatnya seperti kantin gitu yang pemiliknya etnis India (lupa nama tempat makannya). Sistim makannya yaitu kita mengambil sendiri apa yang akan kita makan alias buffet. Menunya sendiri bervariasi mulai dari masakan India (dengan karinya yang khas tentunya) dan masakan melayu. Karena gue tidak suka masakan India, maka gue memilih masakan Melayu. Yang membuat gue kaget yaitu ketika akan mengambil menu ayam goreng ternyata daging ayamnya besar banget sampai gue takjub dibuatnya (dalam hati gue berkata nih ayam dikasih makan apa yah atau disuntik apa yah sampe gede seperti monster kayak gitu). Karena masih dalam keadaan “shock” melihat penampakan sang ayam maka saya putuskan tidak jadi mengambilnya dan menggantinya dengan menu daging sapi hehehehe.

Selesai makan malam kami kembali ke hotel untuk santai sejenak ngobrol-ngobrol. Diputuskan, anak-anak agar segera masuk kamar dan langsung beristirahat tidur supaya besok fit kembali untuk jalan-jalan. Sedangkan bagi kaum dewasa akan lanjut malam itu jalan-jalan ke Bukit Bintang (hahahaha curang yah?). Bukit Bintang ini merupakan "Orchard Road"nya Malaysia.  Akhirnya kami kaum dewasa berjumlah 5 orang bergegas menuju stasiun monorail yang akan membawa kami ke kawasan Bukit Bintang yaitu pusat perbelanjaan, tempat nongkrong dan pusat keramaian di jantung kota Kuala Lumpur. Hanya 10 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Bukit Bintang dan kami memilih Cafe yang memiliki tempat duduk di pinggir jalan agar dapat memandang orang yang lalu lalang. Malam itu kami lalui dengan nongkrong, ngobrol-ngobrol serta minum hingga pukul 11an malam.

Menu makan pagi di  Hotel Quality ini cukup enak dan bervariasi dengan sistim buffet. Karena satu kamar masing-masing hanya mendapat jatah untuk 2 orang, maka diputuskan jatah makan pagi dipakai secara bergantian. Kebetulan hari itu gue mendapat jatah dan menemani 3 anak temen gue, sedangkan yang tidak mendapat jatah hari itu terpaksa mencari makan pagi di luar hotel.

Genting Highlands menjadi tempat pertama yang akan kami kunjungi. Dari hotel dengan sedikit berjalan kaki kami menuju halte bus terdekat untuk mencegat bus yang melewati terminal bus Pudu Raya. Hanya sekitar 10 menit kami telah tiba di terminal bus Pudu Raya dan langsung bergegas menuju loket untuk membeli tiket bus dengan tujuan Genting  keberangkatan jam 09.00 pagi. Namun sayang beribu sayang, karena bertepatan dengan libur Natal semua kursi bus jurusan Genting telah full book alias penuh padahal waktu keberangkatan bus jurusan Genting tersedia hampir setiap jam. Yang tersisa hanya untuk keberangkatan di atas jam 1 siang. Waduh...pikir kami kalau berangkat jam segitu terlalu siang sehingga tidak maksimal nanti bermain-main di Genting karena kami tidak berencana untuk menginap di Genting hanya pergi pagi dan pulang pada sore hari.


Sempat kebingungan pada saat itu karena kami tidak mengantisipasi suasana libur Natal yang pastinya membuat orang ramai-ramai mengunjungi tempat wisata. Kami didekati beberapa orang supir taksi yang menawarkan untuk mengantar kami ke Genting dengan sistim carter. Setelah berunding, maka kami putuskan untuk menerima tawaran supir-supir taksi tersebut dengan mencarter sebanyak 3 unit taksi yang tentunya harus kami bayar dengan harga yang sangat mahal dibandingkan dengan harga tiket bus (kalo gak salah hampir 3x lipat). Namun apa boleh buat, kami tidak mempunyai pilihan lain. Beruntung untuk tiket balik dari Genting ke KL kami berhasil mendapatkannya.

Genting Highlands secara administratif wilayah ini terletak di negara bagian Pahang berjarak 51km dari KL dan ditempuh selama lebih kurang 1 jam dengan berkendaraan mobil. Genting Highlands merupakan suatu daerah resor yang berada di ketinggian sekitar 2000 M di atas permukaan laut dan udaranya sejuk dengan suhu berkisar 15-20oC dan merupakan suatu kompleks terpadu dan terintegrasi yang di dalamnya terdapat taman bermain ( indoor dan outdoor theme park), tempat berjudi (kasino), hotel (Hotel Genting, Hotel Highlands, Hotel Resort, Hotel Theme Park, Awana Genting dan Hotel First World  yang memiliki 6.118 kamar sehingga menjadikannya sebagai hotel kedua terbesar di dunia), lapangan golf, pusat perbelanjaan, kereta gantung (cable car), Water Park, Concert Hall dll


Setiba di Genting kami langsung menuju taman bermain (theme park) dan mengantri di loket untuk membeli tiket. Karena bertepatan dengan libur Natal, pengunjungnya sangat ramai dan membludak sehingga untuk membeli tiketpun kami harus mengantri cukup lama. Harga tiket yang berlaku adalah harga tiket hari libur yang harganya lebih mahal daripada harga hari biasa. Rombongan kami membeli tiket terusan 1 hari yang dapat dipakai untuk bermain di semua arena indoor dan outdoor Theme Park dengan harga RM51 (sekitar Rp 153.000), kecuali ada beberapa wahana yang harus membayar lagi jika kita ingin masuk menikmati permainan di tempat tersebut. Karena ramainya pengunjung dan antrian yang gila-gilaan, gue hanya sempat mencoba beberapa permainan saja yaitu Corkscrew, Monorail, Spinner, Flying Coaster (ada biaya tambahan) dan Space Shot.



Setelah menjajal beberapa wahana, kami kaum dewasa sepakat untuk melipir ke kasino sementara anak-anak kami biarkan bermain di arena indoor. Lokasi kasino terdapat di beberapa hotel yang terdapat di Genting dan kami mengunjungi salah satunya. Gue sendiri selama ini belum pernah masuk  ke kasino dan penasaran kepingin tahu seperti apa sih kasino itu?apa sih yang ada di dalamnya? Akhirnya kami ber-5 masuk ke salah satu kasino dan pengunjung yang akan masuk ke dalam lokasi diperiksa secara ketat oleh petugas. Oh ya, Malaysia menjadi  satu-satunya negara di Asia Tenggara  yang mengijinkan beroperasinya kasino  (pada saat itu) sebelum akhirnya disaingi oleh Singapura dengan Marina Bay Sandsnya di tahun 2010.

Peraturan kasino di sini yaitu warga negara Malaysia  muslim dilarang masuk dan bermain judi di kasino ini, sedangkan warga non muslim diperkenankan. Selain itu pengunjung wajib berpakaian sopan dan rapi, untuk laki-laki dilarang mengenakan sandal dan harus mengenakan celana panjang. Kemudian dilarang membawa masuk tas semacam ransel gitu, namun tas pinggang ato tas selempang yang kecil diperkenankan dibawa masuk. Nah di sinilah terjadi masalahnya...Pada saat  datang gue mengenakan t’shirt berkerah dan celana ¾ bersepatu kets. Pada saat akan masuk gue dicegat oleh petugas security dan dijelaskan kalau saya tidak diperkenankan masuk karena tidak mengenakan celana panjang. Duh....masak sudah sampai di lokasi tidak diperkenankan masuk sih, rasa penasaran itu semakin menghantui pikiran gue. Akhirnya  setelah ke-4 rekan diperkenankan masuk, gue langsung menuju indoor theme park mencari anak dari teman gue yang postur tubuhnya kurang lebih sama dengan gue dan saat itu dia mengenakan celana panjang. Langsung gue seret ke kamar ganti, dengan setengah bingung di wajahnya gue jelaskan maksudnya. Akhirnya setelah berganti kostum gue kembali ke lokasi kasino dan gue diperkenankan masuk. Tapi petugas security masih mencurigai gue, mungkin mereka mengira gue warga muslim Malaysia sehingga mereka menanyakan paspor gue. Untung paspor selalu gue bawa kemanapun pergi dan disimpan di tas pinggang yang gue bawa. Setelah menunjukkan paspor, gue diperkenankan masuk.

Sesampainya di dalam ruangan kasino gue langsung berkeliling mencari ke-4 rekan gue. Ketika bertemu mereka kaget dan mengira gue mampir ke salah satu toko pakaian yang terdapat di sekitar lokasi kasino untuk membeli celana panjang. Namun setelah gue ceritakan semuanya mereka kompak tertawa hahahaha.

Ruangan kasino ini begitu luas dan tersedia berbagai macam permainan judi seperti Roulette, Baccarat, Blackjack, Caribbean Stud Poker dan Jackpot Machines yang tersebar di setiap sudut ruangan. Sempat ditawari untuk bermain, tapi gue gak berminat karena sudah bisa ditebak pasti kalah punya dan gue gak rela ringgit gue melayang dengan sia-sia. Sementara teman-teman asyik dengan Roulette, gue berkeliling ruangan untuk melihat lihat setiap arena permainan. Gue perhatikan sebagian besar pengunjung didominasi oleh wajah-wajah asal Indonesia. Dapat dimaklumi karena jarak wilayah yang begitu dekat antara Indonesia-Malaysia menjadikan Genting sebagai “surga” bagi mereka yang mempunyai hobi berjudi. Terlihat muka-muka tegang para pemain yang memenuhi setiap meja judi. Entah berapa ribu atau ratusan ribu ringgit yang telah mereka habiskan. Hanya mereka yang tahu. Dan juga hanya mereka yang tahu apakah mereka menang atau kalah.....Yah itulah dunia judi.

 Setelah diselingi dengan makan siang yang harganya luar biasa mahal, akhirnya kami mengakhiri acara di Genting ini pada sore hari sekitar pukul 17.00 dan kembali ke KL dengan naik bus. Untuk menuju tempat perhentian bus kami harus naik kereta gantung (cable car) terlebih dahulu dengan tempat keberangkatannya di hotel Genting dan setiap pengunjung harus membayar RM5 (harga sekali jalan). Harga tiket bus yang kami beli sudah termasuk dengan kereta gantung sehingga tidak perlu membayar lagi. Kereta Gantung ini diklaim sebagai kereta gantung yang terpanjang di Asia Tenggara dan untuk mencapai dari satu titik ke titik lainnya dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.

Tentu kurang afdol kalau ke Kuala Lumpur kita tidak mengunjungi Menara Kembar Petronas. Yah..menara ini menjadi landmark kota Kuala Lumpur sekaligus menjadi simbol kemajuan Bangsa Malaysia. Kunjungan ke menara kembar ini menjadi agenda kami di hari berikutnya. Setelah sarapan pagi maka kamipun berangkat ke menara kembar dengan menggunakan monorail. Setiba di sana kami bertanya kepada petugas tentang lokasi di mana kami dapat naik ke atas menara dan setelah diarahkan kami tiba di lokasi. Kami berencana untuk naik ke jembatan penghubung antara menara yang satu dengan menara lainnya di lantai 41. Namun ternyata, pengunjung yang akan naik dibatasi (kalo gak salah per hari hanya 1.200 saja) dan pengunjung yang datang telah antre sejak pagi (jam 6an) sehingga kami tidak mendapat kesempatan untuk dapat naik ke lantai 41.


Menara kembar Petronas ini selesai dibangun tahun 1998. Dengan tinggi 452 M dan 88 lantai, menara kembar Petronas sempat menjadi gedung tertinggi di dunia sebelum akhirnya dikalahkan oleh Menara 101 di Taiwan. Bentuk lantainya berupa dua buah persegi yang  berpotongan membentuk bintang berujung delapan dan pada tiap titik perpotongannya ditambahkan sepotong lingkaran. Di bawah menara terdapat pusat perbelanjaan kelas atas yaitu Suria KLCC yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di Malaysia. Terdapat juga taman KLCC yang menyediakan trek joging, kolam  tempat bermain untuk anak-anak serta yang mempertunjukkan kolam dengan air mancur simfonik.


Akhirnya kami cukup berpuas diri dengan hanya foto-foto di sekitar taman dan pelataran Suria KLCC. Karena masih penasaran untuk naik ke atas menara, maka kami putuskan untuk ke menara yang lain yaitu Menara Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Tower) yang jaraknya tidak begitu jauh dari Menara kembar Petronas dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Tinggi menara ini mencapai 421M dan dibuka untuk umum sejak tahun 1996. Menara ini digunakan sebagai menara komunikasi dan menara ini juga menyediakan dek pengamatan. Untuk naik ke atas menara setiap pengunjung harus membayar tiket (gue lupa harga tiketnya) dan dari puncak menara kita dapat memandang kota Kuala Lumpur dari atas.


Puas berfoto-foto di atas menara, kami mengarahkan kaki kami selanjutnya ke kawasan Bukit Bintang untuk makan siang di salah satu Chinese Restaurant dan dirangkai dengan kegiatan belanja ke sana kemari untuk memenuhi hasrat para ibu-ibu yang sejak awal datang sudah berencana untuk belanja. Satu persatu toko yang menawarkan diskon dimasuki dan tak ketinggalan tempat belanja legendaris itu yang sangat populer bagi turis Indonesia yaitu Plaza Sungei Wang juga tak luput menjadi sasaran para ibu-ibu hehehe.

Penat juga rasanya kaki ini mengikuti rombongan yang berorientasi belanja, akhirnya gue santai sejenak dengan beberapa anak-anak di salah satu sudut Bukit Bintang sambil menikmati es krim yang dijual oleh seorang bapak berkebangsaan Turki. Penjual es krim  ini sangat unik, sambil mengambil es krim  beliau membunyikan lonceng yang digantung di dekatnya sambil bernyanyi-nyanyi. Pada saat menyerahkan es krim kepada pembeli, dengan setengah bercanda es krimnya ditarik  kembali sambil dibalik tapi anehnya es krim tersebut tidak tumpah. Lumayan menghibur....

Lepas dari Bukit Bintang kami berpindah ke kawasan Petaling Street dengan mengendarai taksi. Petaling Street ini merupakan China Town di Malaysia dan salah satu kawasan belanja yang murah buat para turis. Kawasan ini mirip dengan Bugis Street di Singapore di mana banyak terdapat kios-kios yang menjual beragam barang-barang  mulai dari kaos, jaket, tas, suvernir dll dengan harga murah dan dapat ditawar. Beginilah resikonya kalo ikut rombongan keluarga jalan-jalan, aktivitasnya tak lepas dari belanja dan belanja hehehe. Gue sendiri sempat membeli beberapa kaos serta jaket sebagai oleh-oleh buat keluarga. Hari beranjak gelap ketika kami mengakhiri kegiatan belanja di Petaling Street ini untuk kembali ke hotel sekitar jam 6 sore.


26 Desember 2007 selesai sarapan pagi sekitar pukul 08.00 pagi kami check out dari hotel untuk kembali ke Penang menggunakan bus melalui terminal bus Pudu Raya. Kembali kami harus menempuh perjalanan darat sekitar 5 jam dan  pukul 14.00  kami tiba di Penang. Sebelum memasuki Pulau Penang saya sangat terkesan dengan Penang Bridge. Jembatan ini membentang di atas laut Selat Selatan yang menghubungkan dua wilayah utama di Penang yaitu Seberang Perai dan Pulau Penang.  Panjang Jembatan sekitar 13.5 km dan dibuka tahun 1985 menjadikan jembatan ini sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Bentuk jembatan ini mengingatkanku pada Jembatan Suramadu yang membentang di wilayah Surabaya-Madura.


Setiba di Pulau Penang kami   langsung check in di Hotel Cititel di Jalan Penang yang telah kami booking sebelumnya. Hotel inipun sangat nyaman bahkan menurut gue lebih nyaman daripada Hotel Quality di Kuala Lumpur tempat kami tinggal sebelumnya. Setelah makan siang (yang terlambat) di sekitar hotel kami beristirahat sejenak untuk bersiap-siap melakukan kegiatan di sore hingga malam hari.


Penang merupakan salah satu negara bagian (kesultanan) yang membentuk Federasi Malaysia. Negara bagian Penang merupakan negara bagian terkecil No.2 setelah Perlis dengan jumlah populasi sekitar 1.5 juta jiwa dan beribu kota di George Town. Banyak tempat-tempat menarik yang bisa dieksplor di Penang seperti Penang Hill, Pantai Batu Ferringhi, Kek Lok Si Temple, Penang Butterfly Farm, Kuan Yin Temple, Fort Cornwallis, St’Johns Church dll. Di Penang juga banyak terdapat bangunan-bangunan kuno yang masuk dalam daftar UNESCO heritage. Namun sayang sekali, karena dengan waktu yang terbatas kami tidak sempat untuk  mengunjungi objek-objek wisata tersebut, satu hal yang sangat saya sesalkan. Ini juga salah satu resiko kalau kita pergi secara rombongan, kita tidak dapat bebas untuk menentukan acara kita sendiri.

Malam ini kami berencana untuk makan malam di Gurney Drive di mana terdapat pusat perbelanjaan Gurney Plaza yang berada di tepi laut. Di sepanjang jalan Gurney Drive ini terdapat pusat kuliner di mana banyak terdapat pedagang yang menjual makanan dan kita dapat makan dengan suasana alam terbuka. Cukup banyak penjual yang menjajakan makanan sehingga gue sempat bingung untuk memilih makanan. Makanan yang dijualpun bervariasi mulai dari makanan khas Malaysia, India dan didominasi oleh masakan China. Selesai makan kami berkeliling di Gurney Plaza dan (kembali) berbelanja. Gue sendiri sempat membeli snack khas Malaysia untuk dibagikan sebagai oleh-oleh dan beberapa kaos+kemeja di salah satu Dept. Store yang sedang menggelar program diskon.



Terasa singkat memang liburan di Penang karena keesokan harinya tanggal 27 Des 2007 kami harus terbang kembali ke Medan dan tanggal 28 Des gue kembali ke Jakarta. Mungkin suatu saat saya akan kembali  ke Penang untuk menyibak keindahan di sana yang belum sempat saya saksikan.

2 comments:

  1. Enaknya liburan trus tinggal di hotel yang dekat dengan banyak tempat wisata yaa

    ReplyDelete
  2. Pantainya juga enak ya di sana

    ReplyDelete