Karena penasaran
dengan Chicken Rice Balls rasa
original yang semalam tidak berhasil gue
nikmati, maka pagi ini gue bertekad untuk menyantapnya di kopitiam Chung Wah
yang terletak di mulut Jonker Street
sesuai dengan referensi yang gue baca dari berbagai sumber. Saat tiba pukul 7 pagi
ternyata kopitiam ini belum buka dan setelah bertanya-tanya dengan orang di
sekitar kopitiam, gue mendapatkan informasi kalau kopitiam ini baru buka pukul
08.30.
Sembari menunggu
kopitiam buka, gue menjelajah wilayah Jonker
Street. Tidak salah kalau Melaka dinobatkan sebagai salah satu UNESCO World Heritage karena banyak
sekali bangunan kuno di kota ini yang masih dijaga serta dilestarikan hingga
saat ini.
Dari hasil
penjelajahan di area Jonker Street
sendiri saja gue menemukan 3 bangunan kuno dari 3 agama berbeda yang usianya
sudah ratusan tahun namun masih terawat dan berfungsi sebagai tempat ibadah
hingga sampai saat ini.
Bangunan pertama
yang gue datangi yaitu Mesjid Kampung Kling yang dibangun pada tahun 1748
berarti usianya sekarang mencapai 264 tahun. Mesjid ini terletak di Jalan
Tukang Emas (Goldsmith Street). Saat gue tiba pagi itu suasana mesjid sangat
sepi dan tidak terlihat seorangpun yang bisa gue mintakan informasi.
![]() |
Mesjid Kampung Kling |
Maksud hati ingin
masuk ke dalam bangunan mesjid untuk melihat arsitektur mesjid beserta isinya. Namun
adanya larangan bagi non-muslim untuk masuk ke dalam mesjid menggagalkan niat
dan keinginan gue. Akhirnya gue cukup berpuas diri untuk berkeliling mesjid
dari area luar saja.
![]() |
Larangan itu |
Oh yah ada yang
menarik perhatian gue terhadap mesjid ini. Di sisi samping mesjid terdapat
sebuah kolam kecil dan di sekitar kolam tersebut disediakan gayung yang disebut
“terumpah”. Gue bertanya dalam hati apakah kolam ini disediakan sebagai tempat
untuk mengambil wudhu sebelum umat muslim melaksanakan sholat? Karena setelah
berputar-putar ke seluruh penjuru mesjid gue tidak menemukan keran-keran air
untuk mengambil wudhu layaknya mesjid-mesjid di Indonesia. Karena tidak
menjumpai seorangpun di mesjid ini rasa penasaran gue pun akhirnya tidak
terjawab.
![]() |
Apakah ini Tempat Mengambil Wudhu? |
Melangkah beberapa
meter dari Mesjid Kampung Kling gue menjumpai Kuil Sri Poyatha Venayagar
Moorthi yaitu Kuil Hindu yang dibangun tahun 1781. Kuil yang telah berusia 231
tahun ini masih dipergunakan umat Hindu Malaysia yang sebagian besar keturunan
India sebagai tempat ibadah.
![]() |
Kuil Hindu |
Bangunan kuno
terakhir yang gue datangi yaitu Cheng
Hoon Teng Temple yang juga terletak di Jalan Tukang Emas. Kuil tempat
ibadah umat Buddha ini dibangun pada tahun 1704 dan merupakan kuil tertua di
Malaysia yang telah berusia lebih dari 300 tahun. Saat gue tiba pagi itu terlihat aktivitas umat Buddha yang sedang
melaksanakan ibadah.
![]() |
Cheng Hoon Teng Temple |
Sedang Beribadah |
Jam 8 tepat gue
kembali ke kopitiam Chung Wah untuk sekedar mengecek apakah sudah buka.
Setibanya gue di sana gue kaget bukan kepalang karena kopitiamnya sendiri belum
buka namun sudah terbentuk antrian panjang di depan kopitiam layaknya antrian
pengambilan sembako saat krisis moneter tahun 1998.
![]() |
Antrian Kopitiam Chung Wah |
Ternyata Kopitiam
Chung Wah ini sangat hits dan menjadi tempat favorit untuk menikmati Rice Chicken Balls di Melaka sehingga
tidak heran sebelum kopitiam buka para pengunjung rela untuk antri di depan
toko agar bisa langsung mendapat tempat saat kopitiam dibuka.
Gue gak mau
ketinggalan dengan ikut mengantri sangking penasarannya hahahaha. Selalu ada
pengalaman dan cerita lucu saat traveling
di suatu negara. Tepat pukul 08.30 kopitiam dengan bentuk bangunan yang
sederhana itu dibuka dan pengunjung yang sudah rapi mengantri masuk dengan
tertib. Beruntung saat gue masuk masih tersedia tempat buat gue sehingga bisa
langsung dilayani.
Gue semeja dengan 2
orang turis asal Taiwan dan sembari menunggu dilayani kami ngobrol-ngobrol
sejenak. Dan sama dengan gue rupanya mereka tahu tentang kopitiam Chung Wah ini
dari internet dan merekapun penasaran untuk mencobanya.
Tidak seperti
kopitiam lain, kopitiam Chung Wah ini hanya menyediakan menu khas Melaka yaitu Chicken Rice Balls. Tidak berapa lama pesanan
kami datang yaitu nasi padat berbentuk bulat (sama dengan yang gue makan
semalam) ditemanin dengan ayam rebus yang dicocol dengan sambal. Tidak salah
memang tempat ini menjadi tempat favorit karena ayam rebusnya sangat empuk dan
gurih dengan bola-bola nasi yang padat namun begitu masuk mulut langsung
hancur.
![]() |
Chicken Rice Balls yang Fenomenal itu |
Seporsi Chicken Rice Balls + segelas es lemon
barley seharga RM 8.9 (sekitar Rp 27.600). Tidak terlalu mahal namun dengan
cita rasa yang dapat dipertanggungjawabkan.
Beruntung selama 2 hari
gue berada di Melaka cuacanya sangat cerah dan cenderung sedikit panas sehingga
gue tidak terhalang cuaca untuk menikmati dapat secara maksimal menikmati
Melaka. Di tengah cuaca yang cerah gue
kembali ke kawasan kota tua Melaka untuk mengunjungi Porta De Santiago.
Porta de Santiago
sendiri merupakan gerbang untuk memasuki kota Melaka yang dibangun Portugis
pada saat menguasai Melaka tahun 1511. Saat ini kita masih dapat menyaksikan
bekas reruntuhan gerbang tersebut dan beberapa meriam yang terletak di halaman
gerbang.
Porta De Santiago |
Porta de Santiago
sendiri letaknya tidak begitu jauh dari St.
Paul Hill. Karena gue sangat suka dengan St. Paul Hill maka gue sempatkan untuk datang kembali untuk ke-2
kalinya sekadar menikmati suasana di sana. Oh ya dengan menuruni anak tangga di
samping St. Paul Hill kita akan
menemui komplek pemakaman Belanda.
Komplek Pemakaman Belanda |
Di dalam komplek ini
tidak hanya berisikan makam orang Belanda saja (ada 5 makam) namun juga makam
para tentara Inggris (33 makam) yang telah ada sebelum Belanda mengambil alih
komplek pemakaman ini.
Area Pemakaman |
Tidak jauh dari
komplek pemakaman ini dapat terlihat
menara Taming Sari yaitu sebuah menara di mana kita duduk dan dibawa
naik seperti permainan Tornado di Dunia Fantasi Jakarta. Kota Melaka dapat kita
nikmati dari ketinggian begitu telah sampai di atas. Namun karena keterbatasan
waktu gue tidak sempat untuk menikmati wahana ini.
Menara Taming Sari |
Istana Sultan Melaka
yang letaknya tidak begitu jauh dari Porta de Santiago menjadi tempat
perhentian gue berikutnya. Dengan membayar karcis masuk sebesar RM 2 kita dapat
menyaksikan dan menikmati istana kesultanan Melaka.
Komplek kesultanan
Melaka yang semua struktur bangunannya terbuat dari kayu sebenarnya merupakan
replika dari istana Sultan Mansur Shah yang memerintah Melaka tahun 1456-1477
dan sejak tahun 1986 difungsikan sebagai museum.
![]() |
Istana Sultan Melaka yang Megah |
Bangunan istana ini
terdiri dari 3 lantai dan dibagi dalam 8 ruang dan 3 galeri dan menyimpan
berbagai koleksi berupa gambar, lukisan, barang cetakan, patung peninggalan
Kerajaan Melayu Melaka yang mewakili sejarah dan budaya Melaka.
Delapan ruang yang
ada di istana ini termasuk bilik pancaragam diraja, ruang pamer senjata
tradisional Melaka, seni perhiasan, hadiah, dewan rekreasi, Balairung Seri dan
dewan Islam. Sedangkan 3 galeri
yang ada menggambarkan kisah kepahlawanan Hang Tuah dan Hang Jebat, pakaian
tradisional Melaka dan kamar pribadi sultan.
Diorama Pertarungan Hang Tuah dan Hang Jebat |
Pakaian Tradisional Melaka |
Gue menyebut kota
Melaka ini sebagai kota seribu museum. Betapa tidak di kawasan kota tua Melaka saja
bertebaran berbagai jenis museum yang letaknya sangat berdekatan satu dengan
yang lainnya. Sebut saja Museum Sejarah, Ethnografi dan Satra, Museum Belia
Malaysia, Museum Pemerintahan Demokrasi, Museum Islam Melaka, Museum UMNO
Melaka, Museum Senibina (Arsitektur) Malaysia, Museum Kastam (bea cukai),
Museum Warisan Babah dan Nyonya dan museum lain yang tidak sempat gue catat
dan yang pastinya tidak sempat gue datangi satu persatu karena keterbatasan
waktu.
Hanya satu museum
yang sempat gue datangi yaitu Museum Samudra karena bentuk museumnya yang
sangat unik yaitu berupa replika kapal Flor De La Mar, sebuah kapal Portugis
yang tenggelam di Selat Malaka pada saat berlayar menuju Portugis. Dengan
ukuran tinggi 34 M, panjang 36 M dan lebar 8M membuat museum ini gampang terlihat
dan letak museum di sebelah persis loket
pembelian tiket Melaka River Cruise
di Quayside Road.
![]() |
Museum Samudera dalam Replika Kapal Flor De La Mar |
Harga tiket masuk
museum ini RM 6 (sekitar Rp 18.600) dan lokasi museum dibagi menjadi 2 tempat
berbeda. Museum utama dengan bangunan berbentuk kapal dan bangunan tambahan
yang merupakan bangunan baru yang letaknya di samping museum utama.
Museum ini
memamerkan koleksi berupa benda, artefak, dokumen, diorama dan galeri serta replika berbagai model kapal yang
memperlihatkan masa kejayaan Kesultanan Melaka yang menguasai perdagangan di
Selat Melaka sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Portugis, Inggris dan Belanda.
Diorama di dalam Museum Samudra |
Museum ini sangat
menarik karena sarat dengan nilai-nilai sejarah, namun sayangnya gue tidak bisa
berlama-lama di museum ini karena akan segera check out dari hostel dan kembali ke KL.
Tepat jam 12 siang
gue check out dari hotel dan sebelum melanjutkan perjalanan menuju KL gue
mampir sejenak ke Lao Qian Ice Cafe
yang letaknya persis di seberang kopitiam Chung Wah. Kafe ini sangat hits
dengan es cendol duriannya. Soal antrian jangan ditanya karena setiap menit dan
setiap jam tatkala mampir ke kafe ini
antrian panjang tak terhindarkan.
![]() |
Cafe yang Kondang dengan Cendol Durian |
Karena gue bukan
pecinta durian maka gue memilih es cendol gula merah Melaka, begitu judul yang
diberikan untuk es ini. Harganya RM 4.8 (sekitar 14.900). Jangan dibayangkan
isinya yang aneh-aneh karena tidak beda jauh dengan es cendol yang ada di
Indonesia yaitu es serut dengan isi dawet, kacang merah dan buah nangka dan
disiram dengan sirup gula merah. Namun di tengah panas terik yang menyengat, es
cendol ini boleh lah menjadi pelipur lara.
![]() |
Penampakan Es Cendol Gula Merah Melaka |
Sesaat gue melirik
ke arah kopitiam Chung Wah dan minta ampun ternyata antrian untuk makan di
kopitiam itu masih saja panjang bahkan orang-orang rela antri di tengah cuaca
panas terik walau sebagian ada yang berpayung ria. Demi seporsi chicken rice balls yang nikmat itu orang
rela membayar harga antri di tengah panas terik. Luar biasa.....
![]() |
Antrian yang Cetar Membahana :) |
Tidak begitu lama
gue menunggu bis di halte depan Stadthuys yang akan mengantar gue ke Melaka
Sentral untuk selanjutnya bertolak ke KL dan terbang menuju Jakarta malam itu.
EXPENSES TO MELAKA NOV 24-25, 2012 | ||||||
DATE | NO | DESCRIPTION | CURRENCY | ORIGIN | EX RATE | IDR |
24-Nop | 1 | Taxi + Toll to airport | 55.000 | |||
2 | Airport tax Soekarno Hatta | 150.000 | ||||
3 | DIGI Sim Card | MYR | 23,50 | 3.100 | 72.850 | |
4 | Aerobus to KL Sentral | MYR | 8,00 | 3.100 | 24.800 | |
5 | KTM to Bandar Tasik Selatan | MYR | 1,00 | 3.100 | 3.100 | |
6 | Lunch Nasi Briyani BTS | MYR | 7,00 | 3.100 | 21.700 | |
7 | Mineral water | MYR | 1,50 | 3.100 | 4.650 | |
8 | Metrobus to Melaka | MYR | 9,00 | 3.100 | 27.900 | |
9 | Toilet | MYR | 0,30 | 3.100 | 930 | |
10 | Bus to Bangunan Merah | MYR | 1,30 | 3.100 | 4.030 | |
11 | Jonker Guesthouse | MYR | 35,00 | 3.100 | 108.500 | |
12 | Melaka River Cruise | MYR | 15,00 | 3.100 | 46.500 | |
13 | Mineral water (2) | MYR | 3,00 | 3.100 | 9.300 | |
14 | Potato Stick | MYR | 3,00 | 3.100 | 9.300 | |
15 | Steamboat | MYR | 9,00 | 3.100 | 27.900 | |
16 | Rice Balls Chicken Curry | MYR | 5,00 | 3.100 | 15.500 | |
17 | Magnet (3) | MYR | 10,00 | 3.100 | 31.000 | |
18 | Radish Cake | MYR | 3,00 | 3.100 | 9.300 | |
SUB TOTAL | 622.260 | |||||
25-Nop | 1 | Chicken Rice Balls Chung Wah | MYR | 8,90 | 3.100 | 27.590 |
2 | Ticket Fee Istana Sultan Melaka | MYR | 2,00 | 3.100 | 6.200 | |
3 | Museum Samudra | MYR | 6,00 | 3.100 | 18.600 | |
4 | Cendol | MYR | 4,80 | 3.100 | 14.880 | |
5 | Bus to Sentral Melaka | MYR | 1,50 | 3.100 | 4.650 | |
6 | Lunch Shrimp Rice Melaka Sentral | MYR | 5,90 | 3.100 | 18.290 | |
7 | Toilet | MYR | 0,30 | 3.100 | 930 | |
8 | Transnasional Bus to BTS | MYR | 12,50 | 3.100 | 38.750 | |
9 | Train to LCCT | MYR | 10,80 | 3.100 | 33.480 | |
10 | Nasi Lemak LCCT | MYR | 6,90 | 3.100 | 21.390 | |
11 | Taxi from airport-home | 80.000 | ||||
SUB TOTAL | 264.760 | |||||
TOTAL EXPENSES | 887.020 | |||||
Mandala Ticket CGK-KUL (pp) | 748.600 | |||||
GRAND TOTAL | 1.635.620 |
Kereeennn... kopitiamnya buat penasaran.
ReplyDeleteHo oh za gue sampe geleng-geleng kepala ngeliat antusiasme orang-orang yang ngantri di kopitiam ini. Ntar kalo kamu ke sana harus cobain deh :) Anyway thanks udah mampir yah.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteBulan kemaren aku juga ke Melaka, cobain chicken rice ball di Famosa. Sekarang jadi penasaran ama si Chung Wah dech, hihihi ;p
ReplyDeleteWah..kalo gitu Anda harus nyicip di Chung Wah nih dan ikut merasakan suasana antrinya heheh Thanks dah berkunjung.
Delete