Sunday, May 12, 2013

Yuk Blusukan ke Pasar Malam di Taiwan





Mau melihat kehidupan warga lokal di suatu negara? Datanglah ke night market alias pasar malam di negara itu. Di pasar malam tersebut kita bisa melihat langsung aktivitas warga lokal berkumpul, bergosip ria berbelanja, makan dan berbagai aktivitas lainnya. Gue sangat suka menyambangi night market di setiap negara yang gue kunjungi entah untuk sekedar nongkrong gak jelas, berbelanja (walau untuk urusan satu ini sangat jarang gue lakukan hehehe) ataupun kulineran.


Namanya saja  night market ya tentunya buka pada malam hari. Biasanya menjelang sore para pedagang sudah mulai siap-siap menggelar dagangan mereka. Lokasi night market ini ada yang menempati tempat permanen namun ada juga yang “tercipta” dadakan di beberapa ruas jalan tertentu yang pada malam hari “disulap” menjadi area pasar malam. Ada beberapa pasar malam yang buka setiap hari namun ada juga pasar malam yang buka khusus di akhir pekan Jumat-Minggu.

Di Taiwan night market  sangat populer dan sepertinya menjadi “roh” bagi kota itu sendiri. Hampir di setiap kota terdapat pasar malam yang memiliki keunikan masing-masing dan biasanya menjadi spot menarik bagi para turis. Dua kota di Taiwan dimana gue sempat tinggal yaitu Kaoshiung dan Taipei juga memiliki beberapa pasar malam yang populer.

Liouhe Night Market

Di seantero Kaoshiung sendiri terdapat 7 night market , bayangkan...!! Dan tentunya tidak bisa gue kunjungi semua night market ini. Gue hanya sempat mampir ke Liouhe Night Market yang berlokasi di Liouhe 2nd Road dan sangat dekat dengan hostel tempat gue menginap bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Konon, inilah night market terbesar di kota Kaoshiung dan night market tertua di Taiwan yang sudah ada sejak tahun 1950-an.

Gerbang Masuk Liouhe Night Market
Pengunjung sangat ramai Di Liouhe Night Market pada malam itu. Dii pasar malam ini kita dapat menjumpai berbagai macam barang yang dijajakan mulai dari pakaian, suvernir, sepatu, bermacam aksesories, DVD dll. Namun di sepanjang jalan di kiri kanan gue perhatikan, 80% dari pedagang yang ada adalah pedagang makanan. Akkhhh.....gimana gue gak histeris melihat berbagai macam kuliner yang dijajakan dan seolah-olah semuanya melambaikan tangan ke arah gue meminta untuk mampir. Apa gak pusing lo?

Pengunjung yang Ramai


GImana gak bikin Ngiler?

Apa gak Bau yah Baju yang Dijual Di Sebelahnya :)

Baiklah.....hidup ini adalah pilihan dan gue harus memilih kuliner mana yang harus gue santap malam itu. Berhubung malam itu perut gue memang sudah melilit, gue mampir ke salah satu stall yang menjual makanan sea food karena gue “curiga” pengunjung di stall ini sangat ramai.

Mari Mampir...
Menu di tempat ini sederhana saja. Nasi dengan toping beberapa jenis seafood dan diberi siraman kuah bening. Gue memilih campuran cumi, udang dan kerang dengan harga NT 100 (sekitar Rp 34rb). Rasanya? Hm....dari suapan pertama sudah terasa lezatnya. Tak heran pengunjung di tempat ini sangat ramai. Sluurrp....

Hm...Nasi Seafood ini Sungguh Menggoda Sluurp...
Persis di depan pedagang sea food ini terdapat stall yang menarik perhatian gue. Gue kira dagangannya adalah snack tahu. Setelah gue tanya ternyata.....ubi yang digoreng dan dilumuri dengan gula cair yang sudah agak mengeras. Iseng-iseng coba ah, begitu pikir gue. NT 50 (sekitar Rp 17rb) pun melayang dari dompet gue. Hm.....ternyata rasanya enak sekali snack ubi ini. Bener deh enak banget!! Pengen nambah satu porsi lagi, tapi gue urungkan niat itu karena gue sengaja sisihkan space perut gue untuk mencoba kuliner lain.

Lezaaaaat.....
Berjalan beberapa langkah, mata gue tertuju pada sosok sebuah snack yang menarik. Sosis yang dibalur dengan tepung dan digoreng  yang ditusuk pada sebuah lidi. Gue menyebutnya sosis stick dan disiram dengan beberapa pilihan saus. Pilihan gue mantap kepada saus barbeque. Ukuran sosis stick ini lumayan besar dan cukup mengenyangkan perut. Harganya? NT 50 (Sekitar Rp 17rb). Namun sepertinya bahan dasar sosis ini mengandung unsur yang tidak halal :)

Sosis Stick

Shilin Night Market

Shilin Night Market di Taipei memberikan kisah tersendiri tentang pasar malam. Nah bagi yang doyan hang out di mall di Jakarta , mungkin tidak asing lagi dengan outlet Shilin snack yang menjual jajanan/snack khas Taiwan. Nah.....Shilin sendiri adalah nama sebuah distrik di Taipei dan di sini terdapat pasar malam terbesar di Taiwan. Shilin Night Market dapat dijangkau dengan mudah melalui stasiun MRT terdekat yaitu Stasiun Jiantan.      
  
Nah Shilin Night Market ini menurut gue  Top nya night market yang pernah gue kunjungi. Pokoknya juara deh! Mengapa sampai gue jatuh cinta dengan Shilin ini karena pasar malamnya bersih, rapi, teratur, terang pencahayaannya dan aneka barang yang dijualpun bervariasi. Selain itu Shilin Night Market ini menempati area yang sangat luas sehingga butuh waktu sampai beberapa jam untuk blusukan sampai ke dalam pasar malam untuk menemukan hal-hal yang unik.

Pintu Gerbang Shilin Night Market
Buka mulai pukul 5 sore hingga 12 tengah malam, bahkan pada akhir pekan ada yang buka sampai pukul 1 dan 2 dini hari, pasar malam ini dibagi menjadi 2 sektor yaitu sektor yang dekat ke jalan raya (Danan Road). Di sektor ini barang yang dijajakan bervariasi mulai dari pakaian, aksesoris, perhiasaan, DVD, tas dan sebagian produk kuliner. Nah di sektor lain yang menempati gedung tersendiri adalah surga kuliner karena semuanya menjual makanan dan berbagai macam snack.

Suasana Shilin Night Market yang Rapi
Lumayan berasa kaki dibawa melangkah berkeliling pasar malam Shilin ini ditambah dengan suasana pengunjung yang sangat ramai dan padat sehingga di beberapa ruas tertentu untuk berjalan saja harus pake acara berdesakan. Yah namanya juga pasar malam wajar kalau pake acara desak-desakan hehehe.

Gerai Buah-buahan
Tiba saatnya untuk mencobai kuliner yang ada di pasar malam Shilin ini. Berhubung cuaca malam itu cukup dingin gue bermaksud untuk mencari makanan yang berkuah dan hangat. Pilihan jatuh di salah satu restoran yang di depannya dipajang menu lengkap beserta foto makanannya dan gue mengambil sampel beberapa foto untuk mengantisipasi kalau-kalau pelayan restoran tersebut tidak bisa berbahasa Inggris, gue tinggal menyodorkan foto menu yang gue inginkan.

Suasana di dalam restoran sangat ramai dan gue tidak kebagian tempat duduk. Namun gue beruntung, masih tersisa satu tempat duduk namun satu meja dengan seorang wanita muda yang juga sedang makan sendirian. Gue celingak celinguk ke arah pelayan restoran menunggu dilayani. Namun gue dicuekin dan tak seorang pelayanpun yang menghampiri gue.

Tiba-tiba cewek yang satu meja dengan gue berdiri dan mengambil form menu yang harus diisi beserta pulpen yang telah disediakan dan disodorkan ke gue. Ooooh....ternyata pengunjung harus mengambil sendiri form menu di tempatnya, mengisi menu yang dipilih dan menyerahkannya kepada pelayan.

Persoalan belum selesai ternyata pemirsa. Semua daftar menu ditulis dalam bahasa Mandarin! Nah...gimana bisa memilih menu yang gue mau sedangkan gue kagak mengerti daftar menu dalam bahasa Mandarin. Mati gaya deh  gue. Tampaknya sang cewek bisa membaca kegalauan dalam diri gue dan beliau bertanya menu apa yang akan gue pilih. Beruntung gue sudah menyiapkan foto yang gue ambil sebelum masuk ke dalam restoran dan gue sodorkan kepada cewek tersebut dan akhirnya beliau membantu gue mengisi ke dalam form menu. Ah....di Taiwan tak seorangpun warganya yang tidak membantu kalau gue sedang dalam kesulitan. Sungguh...mereka sangat helpful sekali. Terharu hati ini.

Inilah menu pilihan gue : beef curry noodle seharga NT 90 (sekitar Rp 30.600). Lumayan membikin hangat badan dari cuaca dingin di malam itu.  Cewek yang duduk semeja dengan gue selesai lebih dulu dan pamit untuk pergi. Sebelum pergi beliau meninggalkan tisu siapa tahu gue membutuhkan selesai makan nanti. Ah...baik sekali dia.

Beef Curry Noodle yang Cetarr Membahana
Selesai makan tanpa sengaja gue melewati pedagang yang menjual snack tomat mini (seharga NT 30 per tusuk ) dan strawberry (NT 50 per tusuk) yang lucu-lucu. Dengan warna yang merah merona dan dilumuri dengan gula cair membuat gue tak kuasa untuk tidak mencobanya. Ah...dengan paduan rasa sedikit asam dan manis membuat gue kesengsem dengan kudapan yang satu ini.

Merah Menggoda...


Raohe Night Market

Pasar malam lain yang gue kunjungi di Taipei yaitu Raohe Night Market yang terletak di distrik Songshan. Stasiun MRT terdekat yaitu Houshanphi. Namun selepas dari stasiun MRT ini tidak ada petunjuk arah yang jelas menuju ke Raohe Night Market.

Akhirnya gue bertanya kepada petugas MRT di pintu keluar sembari menyodorkan peta yang gue bawa dan gue diberi tahu arahnya lurus terus dan nanti ketemu pertigaan belok ke kiri. “Dekat kok” kata sang bapak dengan entengnya. Dengan semangat 45 gue pun menuruti rute yang diberitahu petugas MRT tadi. Sesampai di pertigaan jalan, gue pun berbelok ke kiri dan mata gue langsung tertuju pada petunjuk arah yang terdapat di situ : “Raohe Night Market 2 KM”. Aaaakkkh......gue di-PHP-in sang bapak katanya “dekat kok”. Menurut ngana jalan kaki 2 KM itu dekat?? Mau protes? Ya mungkin parameter “dekat” sang bapak ama gue beda kali yah....

Tapi yah sudahlah...tanggung. Masa mau balik lagi? Ya gak mungkinlah. Mau nyambung bis ribet karena sudah malam, gerimis pula.  OK gue bulatkan tekad  untuk tiba di pasar malam itu dengan berjalan kaki. Lumayan sih 2 KM.....

Di tengah perjalanan, gue sempatkan untuk mampir ke mini market  membeli air mineral. Namun setelah keluar dari minimarket gue dicegat oleh 2 orang polisi lokal dan gue dibombardir pertanyaan cang cing cong dalam Bahasa Mandarin. Gue katakan kalau gue tidak bisa Bahasa Mandarin dan gue berbicara dalam bahasa Inggris sembari deg-degan juga hati gue. Namun gue mencoba untuk tenang dan tidak panik.  

Seperti biasa mereka meminta diperlihatkan paspor kepada setiap orang asing dan untungnya paspor selalu gue bawa kemanapun gue pergi. Melihat paspor hijau RI, sang polisi menanyakan visa dan gue tunjukkan visa di halaman paspor gue. Akhirnya gue dipersilahkan untuk pergi. Hufft.....Di Taiwan sendiri banyak TKI yang bekerja di negara tersebut dan mungkin gue terkena pemeriksaan random untuk memantau pekerja asing yang ilegal. Duh...belum nyampe night market nya aja aja sudah ada beberapa drama yang terjadi...

Raohe Night Market dari segi ukuran tidak sebesar Shilin Night Market dan menempati sepanjang ruas jalan Raohe sepanjang kurang lebih 600M. Persis di samping Raohe Night Market terdapat Ciyou Temple yang sangat indah.

Ciyou Temple
Pedagang di Raohe night market  menempati tempat permanen di sebelah kiri dan kanan jalan dan di tengah jalan dibangun tenda-tenda yang menampung berbagai jenis pedagang yang hampir mirip dengan di Shilin. Namun terus terang gue kurang suka dengan kondisi Raohe night market ini karena kondisi jalannya yang sempit sehingga untuk berjalan di dua arah harus antri dan berdesak-desakan. Dengan kondisi seperti itu sangat tidak nyaman untuk kulineran yang berlokasi di tenda di tengah jalan.

Gerbang Raohe Night Market
Pedagang di Raohe Night Market
Akhirnya gue memilih makan di restoran yang menempati gedung permanen di sebelah kiri jalan. Seperti biasa sebelum masuk gue foto dulu menu makanan yang dipajang di depan restoran. Sea food fried rice menjadi menu pilihan gue malam itu. Hm...beberapa hari di Taiwan menu makan gue tak jauh jauh dari menu sea food!!

Foto Menu Makanan Di Depan Restoran

Ini Penampakan Aslinya
Setelah membayar seharga NT 80 (sekitar Rp 27,200) sang pelayan mengucapkan khawp khun kap (terima kasih dalam bahasa Thai) kepada gue sembari kedua tangannya mengatup di depan dada. Gue tersenyum (dalam hati gue : sotoy deh loe ah J) dan berkata kalau gue bukan berasal dari Thailand tapi dari Indonesia dan langsung mengajari mereka kata “terima kasih”. Rupanya pelayan tersebut berasal dari Vietnam dan mungkin dia melihat muka gue tipikal orang Thai negeri tetangga mereka.

Gue keluar dari restoran tersebut diiringi dengan ucapan “terima kasih” dari pelayan restoran tersebut bersama teman-temannya....

Sebelum pulang gue mampir ke gerai yang menjual buah-buahan dan membeli buah pepaya yang harganya cukup mahal NT 50 (sekitar Rp 17rb) untuk 3 potong irisan kecil.

Selalu ada cerita di balik riuhnya pasar malam.....





14 comments:

  1. Liuohe & Shilin night market fav aku dari kecil. Karena ada menu kesukaanku O Cien ama Tan Ce Mien. Wihhhh, jadi laperrrr n kangen Taiwan :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. aakkhhhh....love Taiwan so much. Kotanya, warganya, makanannya. Yuuukk ke Taiwan lagi?? :p eh btw thanks loh dah blusukan ke blog ku yg sederhana ini cicik Debby:)

      Delete
    2. Yukk, aku juga lagi kangen Taiwan nih. Halah sederhana apa coba....kita sesama niubie kan :p

      Delete
    3. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  2. Ahhh.. Jadi laperr bacanya :D Sosis sticknya keknya enak banget yah om CUl :D

    ReplyDelete
  3. Enak banget...lumayan nendang perut kok :)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  6. salam kenal bro, gue pingin nanya nich.
    Kalo gue liat di googlemap, raohe night market khan lebih dekat dengan MRT Songshan,daripada MRT Haushanpi. Apa benar fakta seperti itu?
    tq.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  9. Taiwan food is d best pokoknya....kangen taipei...

    ReplyDelete