Saturday, March 23, 2013

Pelayanan Prima Garuda Indonesia ke Taiwan


Pesawat B737-800 Garuda Indonesia (foto:airlines.net)



Backpacker mana yang tidak bersorak kegirangan jika berhasil mendapatkan tiket pesawat dengan harga promo yang super murah. Apalagi tiket yang didapat adalah tiket pesawat full service (alias bukan low cost airlines ticket hehehe). Tak terkecuali gue.

Laksana seorang pemburu yang berburu hewan liar di dalam hutan, gue pun tak mau ketinggalan saat Garuda Indonesia melakukan promo di bulan April 2012. Alhasil 4 tiket pp Garuda Indonesia gue dapatkan dengan harga yang sangat murah salah satunya rute  Jakarta-Taipei, Taiwan pp untuk keberangkatan bulan February 2013. Harga tiket yang gue dapatkan sebesar USD 285 dibandingkan dengan harga regular sebesar USD 450-550 dan harga competitor airlines seperti China Airlines dan EVA Air yang juga terbang direct Jakarta-Taipei pp. Sementara harga tiket maskapai low cost carrier hanya terpaut selisih sedikit dan itupun tidak ada yang direct ke Taipei dari Jakarta tapi harus transit terlebih dahulu di Singapore atau Kuala Lumpur dan masih harus ditambah lagi dengan biaya bagasi.


Iya...Kalian tidak salah membacanya. Gue harus menunggu selama 10 bulan untuk dapat terbang ke Taipei. Memang udah niat gue untuk melakukan trip ke Taiwan sehingga 10 bulan pun akan gue tunggu untuk mewujudkan mimpi gue. Diumpamakan seorang wanita yang sedang hamil, sang bayi keburu lahir sebelum gue  terbang hehehe.

19 February 2013 dengan memanggul ransel yang biasa gue bawa saat traveling, saat-saat menunggu boarding dengan GA 852 tujuan Taipei akhirnya tiba.  Dengan jam keberangkatan yang on time, pukul 23.45 pesawat Garuda Indonesia B737-800 akhirnya lepas landas dan sesaat gue menebar pandangan di dalam pesawat yang nyaris penuh terisi untuk penerbangan malam itu. Sayangnya untuk penerbangan ke Taipei ini Garuda masih menggunakan pesawat tipe kecil bukan pesawat berbadan lebar sekelas Airbus A330. Gue yakin kalau Garuda berani menggunakan pesawat berbadan lebar load factor nya pun masih akan tetap tinggi karena pangsa pasar ke Taipei sangat besar yang terdiri dari wisatawan, TKI dan para pebisnis karena banyak perusahaan multi nasional Taiwan yang beroperasi di Indonesia.

Gak Suka dengan Tipe Kabin Cembung Seperti ini
Yang menarik saat gue masuk pesawat, penumpang disambut oleh beberapa pramugari cantik  dengan wajah berbalutkan nuansa oriental. Setelah gue baca nama pada name tag mereka adalah pramugari warga negara Taiwan yang direkrut bekerja untuk Garuda Indonesia dan setelah gue cermati mereka berjumlah 3 orang yang bertugas pada penerbangan malam itu ditambah dengan 3 orang lagi pramugari WNI.

Strategi Garuda sangat tepat karena mereka tentunya fasih berbahasa Mandarin yang sangat dibutuhkan untuk melayani penumpang warga negara Taiwan yang sebagian besar tidak bisa berbahasa Inggris.

Mungkin untuk rute ke Korea dan Jepang, Garuda menerapkan hal yang sama merekrut pramugari berkebangsaan Korea dan Jepang untuk melayani penumpangan pada penerbangan ke dua negara tersebut (tebakan gue aja J)

Welcome drink berupa orange/apple juice dibagikan kepada setiap penumpang sesaat setelah penumpang duduk. Selain itu bantal dan selimut sudah siap di setiap kursi penumpang untuk menemani tidur malam itu.

Sesaat setelah pesawat lepas landas gue langsung ambil posisi tidur karena penerbangan malam memang pas waktunya untuk tidur dan saat itu memang gue butuh untuk tidur karena setiba di Taipei pagi harinya gue akan langsung menjelajahi Taiwan. Dua jam-an terlelap rasanya cukup untuk membuat badan ini fresh dan melalui pengeras suara awak kabin mengumumkan penumpang akan segera dilayani dan dibagikan makanan pagi (tepatnya sih makanan sahur ala orang yang sedang berpuasa J).

Ada 2 paket pilihan menu utama yang ditawarkan dan gue sendiri memilih paket nasi goreng hijau dengan ayam barbeque dan ikan teri serta dengan menu pembuka smoked beef cold salad. Roti croissant+yoghurt melengkapi makan pagi ini dilengkapi dengan pilihan berbagai jenis minuman panas dan dingin serta white dan red wine (minuman wine hanya tersedia pada penerbangan internasional).

Menu Breakfast
Kenyang sudah perut ini dan gue melanjutkan tidur kembali dan pramugari pun selesai melakukan tugasnya. Namun saat mata gue sesekali mengintip, ternyata pramugari masih lalu lalang membagikan minuman buat penumpang yang masih membutuhkan. Benar-benar penumpang dimanjakan dengan pelayanan yang memuaskan.

Jika sulit tidur, maka inflight entertaiment dan inflight magazine + berbagai jenis koran telah siap menyajikan hiburan dan informasi terbaik buat penumpang. Cukup memilih menu pada layar sentuh yang tersedia di depan kursi maka berbagai hiburan film, musik dll siap menemani dan membunuh kebosanan selama terbang.

Touchscreen Monitor
Sekitar pukul 06.30 pagi dengan sergapan suhu sekitar 13 derajat celsius, pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Taoyuan Internasional Taiwan. Seperti halnya Jakarta, Bandara Taoyuan ini tidak terletak di ibukota Taiwan, Taipei namun di kota Taoyuan yang berjarak sekitar 1 jam dari kota Taipei. Gedung terminal bandara terasa megah dan setiap mengunjungi negara dengan fasilitas bandara yang luar biasa pikiran ini selalu melayang ke Bandara Soekarno Hatta. Ah sudahlah....tak perlu gue jabarin lebih lanjut pasti semua sudah tahu J

Setelah mengeksplor Taiwan selama lebih kurang 1 minggu, tiba saatnya gue harus kembali   ke Jakarta tanggal 26 Februari 2013. Dari West Terminal Bus Taipei Main Station gue naik bus menuju Bandara Taoyuan. Bus Kuo Kang Transport No. 1819 melayani jalur ke Bandara 
setiap 15 menit sekali dengan harga tiket sekali jalan NT 125 (sekitar Rp 42,500) dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Tepat jam 05.30 pagi bus berangkat menuju bandara.

Setiba di Bandara Taoyuan check in counter No. 12 Garuda Indonesia belum dibuka karena masih dipakai oleh Vietnam Airlines. Setelah bertanya ke bagian informasi, check in counter Garuda indonesia akan dibuka 2 jam sebelum  terbang yaitu pukul 07.25 dan jadwal terbang GA 853 Taipei-Jakarta dijadwalkan pukul 09.25.

Baiklah gue masih punya waktu sekitar 1 jam untuk airport tour dan mencari sarapan pagi. Sesaat kaki melangkah mengitari Bandara Taoyuan sambil menikmati kemegahan dan keramaiannya di pagi itu. Akhirnya gue tiba di bagian basement bandara dengan jejeran berbagai restoran dan cafe yang sebagian besar telah buka pagi itu.

Setelah mondar mandir beberapa kali, pilihan sarapan pagi jatuh pada Sea food Cantonese Porridge dengan harga NT 80 (sekitar Rp 27,200). Setelah diberi alat yang bisa bergetar dan menyala sebagai tanda bahwa pesanan kita telah siap, gue menunggu sekitar 10 menit dan akhirnya hidangan gue siap untuk diambil.

Semangkuk bubur Kanton dengan berbagai varian sea food dengan asap yang masih mengepul sangat menggoda  penampakannya dan dengan porsi yang lumayan besar cukuplah untuk mengganjal perut ini sampai waktu terbang nanti.

Bubur Sea Food Canton..Yummy!
Pukul 07.25 gue telah siap di depan check in counter Garuda Indonesia untuk melakukan check in. Pelayanan check in oleh petugas lokal sangat cepat dan bagus sehingga tidak menunggu waktu lama tiba giliran gue untuk dilayani. Namun saat gue tiba di check in counter desk, di papan pengumuman diumumkan bahwa penerbangan ditunda selama 2 jam hingga pukul 11.30 karena Bandara Taoyuan diselimuti kabut sehingga mengganggu jarak pandang pesawat.

Akkkhhh....delayed!! kata-kata ini sangat tidak disukai oleh para pejalan. Kebayang kebosanan yang bakal melanda menunggu 2 jam lagi di bandara. Namun penumpang “terhibur” dengan voucher makan yang diberikan Garuda senilai NT 250 (sekitar Rp 85,000) yang dapat dipergunakan di semua restoran dan cafe dalam areal Bandara Taoyuan.

Akhirnya voucher makan tersebut gue gunakan di Starbuck cafe di dalam area bandara dan mendapatkan 1 cup kopi dan 2 roti+sandwich.

Akhirnya pukul 12.00 gue boarding (yang seharusnya pukul 11.30) dengan diiringi belasan TKW yang turut terbang pulang ke Indonesia untuk berlibur atau habis kontrak. Pramugari Garuda berkebangsaan Taiwan pun menyambut kami dalam pesawat dan Welcome drink berupa orange juice dan Mixed Nuts kembali dibagikan kepada para penumpang.

Welcome Drink & Snack on board
Nah yang tidak biasanya dan pertama kali gue jumpai dalam penerbangan ini penumpang juga dibagikan kaos kaki dan masker sesaat setelah pesawat  lepas landas. Setelah bertanya kepada pramugari berkebangsaan Indonesia untuk apa benda-benda tersebut dibagikan gue mendapat penjelasan jika penumpang merasa kedinginan bisa menggunakan kaos kaki tersebut dan bagi penumpang yang duduk dekat jendela bisa menggunakan penutup mata (yang awalnya gue sangka masker) jika ingin tidur dan merasa silau. Ih...norak banget gue yee hehehe.

Kaos Kaki dan Penutup Mata
Dalam perjalanan pulang kali ini gue mendapat tempat emergency seat. Dan dari 3 seat yang terdapat dalam 1 baris hanya ditempati gue sendirian sehingga gue bebas untuk berpindah tempat setiap saat. Seperti biasa inflight entertaiment dan inflight magazine/newspaper tersedia mengiringi penerbangan ke Jakarta.

Hidangan makan siang kali ini  gue memilih menu nasi putih dengan lauk Ikan Tilapia Goreng Saus Jahe+sayuran, smoked beef cold salad+tomato, bread, puding dan segelas red wine. Menu tersebut cukup untuk membawa gue terlelap setelah itu.

Pilihan Menu
Slamat Makan...
Sekitar pukul 16.30 waktu Jakarta, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 5an jam dari Taipei. Satu hal yang membuat gue terharu saat pesawat mendarat, seperti biasa awak kabin mengumumkan bahwa pesawat baru saja mendarat di Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan beliau mengucapkan selamat kembali ke tanah air bagi warga Indonesia dan selamat datang bagi para wisatawan dan tidak tahu kenapa ada setitik haru dalam diri gue atas ucapan awak kabin tersebut yang telah meninggalkan tanah air walau hanya 1 minggu saja. Selama belasan tahun gue naik pesawat dari berbagai maskapai sepertinya baru kali ini sapaan seperti itu  terdengar.

Kepak Sayap B737-800 Garuda Indonesia
Gue sangat puas dan menikmati  penerbangan Garuda Indonesia di rute internasional kali ini. Dengan pelayanan yang prima, Garuda benar-benar memanjakan penumpang sehingga penerbangan selama 5 jam tidak terasa. Semoga Garuda bisa mempertahankan pelayanan profesional ini dan membawa kejayaan Garuda di udara. 

12 comments:

  1. Beruntungnya bisa naik garuda, maskapai kebanggaan dan maskapai impian backpacker. Gue naik elang aja udah bangga apalagi naik garuda pasti cetaaaaarrr rasanya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha suatu saat nanti pasti bisa za dimulai dari elang dulu dan nanti garuda akan menghampiri :) sering2 ngintip promo full service airlines yang kadang harganya gak beda jauh dgn budget airlines.

      Delete
  2. mas, sy flight jam 07.55, bus ke bandara yang jam 05.30 itu bus pertama ya? Kira2 dengan jarak tempuh 1jam, kekejer gak ya flight saya? ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...rasanya terlalu mepet dan riskan yah karena harus antre check-in, antre imigrasi dll kecuali barang bawaan Anda tidak dimasukkan bagasi dan sudah melakukan web check-in sebelumnya. Kalo saya tidak berani mengambil resiko, lebih baik menginap di bandara malam sebelumnya hehehe

      Delete
    2. iya, rasana naik taksi saja. siap2 rogeh kocek lumayam, hehehe.. sayang ya, bus city-airport gak beroperasi 24 jam :(...

      Delete
    3. Taksi udah pilihan paling bener deh daripada ketinggalan pesawat :)

      Delete
  3. aaasssyyeeekkk,,,,
    bentar lagi bisa merasakan,,,,

    ReplyDelete
  4. mz klo total budget slama sminggu brp yh maaf kepoo he

    ReplyDelete
  5. Tergantung Mas ke berapa kota dan dapat harga tiket pesawatnya berapa? Kalau saya tempo hari pergi seminggu ke 4 kota total habis sekitar 7jt (all in sudah termasuk tiket pesawat GA pp, penginapan, transportasi dalam kota, tiket kereta peluru, makan, masuk ke objek wisata dan oleh2)

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  6. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete