Sunday, October 9, 2011

Ke Singapore Ku kan kembali........



Dengan persiapan singkat yaitu kurang lebih satu bulan, gue kembali menyambangi Singapore tanggal 25-27 Mei 2007 lalu bersama dengan teman-teman kantor total kami ber-4.  Kami berangkat pada Jumat sore selepas jam kerja dan berangkat langsung dari kantor menuju Bandara Soekarno Hatta. Ini adalah kunjungan saya yang ke-2 ke Singapore setelah tahun 2000. Sengaja kami mengambil waktu di akhir pekan agar tidak menyita jatah cuti tahunan kami selain itu juga tidak banyak agenda yang akan kami lakukan di Singapore.

Dalam kunjungan ke Singapore kali ini kami menggunakan maskapai Valuair, yaitu maskapai yang mempunyai base di Singapore. Setiba di bandara Soekarno Hatta kami melakukan check in tiket, membayar fiskal luar negeri sebesar Rp 1juta/orang (waktu itu masih harus bayar fiskal bila bepergian ke luar negeri, sakit yah rasanya? hehehe) serta antri urusan imigrasi, kami masuk ke ruang tunggu untuk menunggu panggilan  boarding.  Waktu untuk menunggu panggilan boarding ternyata masih cukup lama karena penerbangan kami pukul 21.30 WIB, akhirnya kami melewatkan waktu menunggu di gerai kopi Starbucks di terminal 2D. Kebetulan gue punya fasilitas dari salah satu kartu kredit platinum suatu bank yang memberi  gratis utk 1 cup kopi ukuran apa saja serta 1 snack, yah...lumayanlah untuk mengganjel perut menunggu waktu untuk terbang hehehe.


Kami mendarat di Bandara Changi Singapore tengah malam pukul 00.00 berarti sudah beralih ke  tanggal 26 Mei. Yang gue sempet heran, udah tengah malam gini aja antrian imigrasi masih panjang saja karena bersama dengan kami terdapat beberapa pesawat lain yang juga mendarat bersamaan sehingga antrian panjang tak terelakkan di imigrasi. Ajib bener nih Singapore....24 jam tanpa henti pergerakan manusia yang masuk dan keluar melalui Changi dari seluruh dunia sehingga tak heran Singapore merupakan salah satu hub tersibuk di dunia karena mayoritas maskapai besar di dunia membuka rute ke Singapore.

Huufftt...lepas dari imigrasi kami langsung menuju antrian taksi. Karena tiba tengah malam di Singapore tidak memungkinkan kami untuk naik MRT karena jam segitu MRT sudah tidak beroperasi lagi. Dengan urunan sebanyak 4 orang, kami meluncur ke kawasan Litte India tempat kami menginap selama di Singapore yaitu di Perak Hotel. Perjalanan lebih kurang 30 menit akhirnya kami tiba di Perak Hotel. Hotel ini  merupakan salah satu hotel-hotel kecil yang memang banyak tersebar di kawasan Little India.

Kami mengambil 1 kamar yang bisa diisi buat 4 orang (maaf tarifnya sudah lupa hehe, tapi yang pasti murah meriah kok) dengan posisi tempat tidur dibuat berjejer buat 4 orang. Kamarnya sendiri tidak begitu luas untuk mengatakan sempit J tapi fasiltasnya lumayanlah yaitu  berpendingin udara (AC), kamar mandi dalam, TV, air mineral dan  lemari pakaian.Yaah.... ga masalahnya cuma buat 2 malam saja kami menginap di Singapore, begitu pikir kami.


Sarapan pagi yang disediakan juga cukup sederhana tapi lumayanlah untuk mengganjel perut di pagi hari sebelum jalan-jalan. Hari Sabtu ini kami berencana untuk main ke Pulau Sentosa. Sebenarnya gue sudah pernah ke Pulau Sentosa  dalam kunjungan ke Singapore sebelumnya, tapi berhubung ada 2 orang teman yang belum pernah ke sana sayapun ikut kembali ke sana. Dengan berjalan kaki dari hotel, kami mencapai stasiun MRT terdekat lebih kurang 10 menit untuk naik MRT dengan tujuan Harbour Front station.  Stasiun MRT  ini terintegrasi  dengan mall terbesar yang terdapat di Singapore yaitu Vivo City. Hanya 20 menit perjalanan untuk mencapai Harbour Front station dan setibanya di sana kami langsung mengantri untuk membeli tiket cable car alias kereta gantung yang menuju Pulau Sentosa.

Setiba di Pulau Sentosa, kami langsung menjelajah di setiap sudut pulau. Rasanya tidak ada sesuatu yang baru di pulau ini sejak kunjungan gue yang pertama di tahun 2000 jadi tidak ada kejutan baru yang bisa ditemukan.


Oh ya kami juga menyempatkan untuk mampir ke Hotel Shangri-La yang terdapat di dalam area Pulau Sentosa. Eits...jangan salah, bukan untuk menginap loh! Rupanya rekan dari salah seorang teman kami pernah menginap di Shangri-La hotel ini lebih kurang satu bulan sebelumnya dan ketinggalan salah satu celana panjangnya di kamar hotel tersebut. Dan rekan tersebut menitip kepada teman gue untuk mengambilnya. Saya sempat terperangah (dalam hati sempet mbatin ya ampun sampe nyusahin orang  buat ngambil celana yang ketinggalan. Emang ga bisa beli yang baru heheheh? Mending masih disimpan oleh pihak hotel celananya).

Setelah melapor ke pihak hotel kami disuruh menunggu untuk dicari barang yang dimaksud di bagian housekeeping. Sembari menunggu kami berkeliling di hotel tersebut sambil tak lupa foto-foto tentunya. Setelah lebih kurang 40 menit menunggu, wow....ternyata nasib baik menyertai rekan kami,  rupanya sang celana masih ada disimpan oleh pihak hotel. Entah apa yang spesial dari celana tersebut sampe gue meledek temen yang dititipin harus minta tips dari sang empunya celana karena berhasil diboyong pulang ke Jakarta hehehe.


Sekitar jam 3an sore kami bertolak dari Pulau Sentosa dan mampir sebentar ke Mall Vivo City setelah itu lanjut ke kawasan Bugis untuk berbelanja. Oh yah gue lupa menyebutkan kalo dari 4 orang yang berangkat, 3 orang adalah wanita, saya sendiri yang laki-laki hahahaha. Maka tak heran semangat 3 orang wanita ini begitu menggelora untuk berbelanja. Menyusuri Bugis Street sembari melirik-lirik kios yang berderet di kiri kanan jalan dengan aneka barang yang dijual. Bugis Street merupakan salah satu kawasan berbelanja yang murah meriah dan barang yang dijualpun beraneka ragam serta bisa ditawar sehingga tidak heran tempat ini menjadi salah satu tempat favorit bagi para turis termasuk turis asal Indonesia yang memang terkenal doyan belanja. Gue sendiri sempat tawar menawar untuk berbelanja di situ, tapi karena harganya belum cocok maka akhirnya gue gak belanja apa-apa di Bugis Street.


Puas di Bugis Street, kami lanjut ngelayap ke icon shoppingnya Singapore. Yah...apalagi kalau bukan Orchard Road. Kawasan di Singapore yang tidak pernah tidur selama 24 jam ini selalu ramai dan sibuk dengan lalu lalang manusia. Namun sejujurnya untuk berbelanja di tempat ini perlu berpikir beberapa kali karena harganya yang lumayan mahal buat turis berkantong pas-pasan seperti gue. Namun pada saat kedatangan kami di bulan Mei ini bertepatan dengan diselenggarakannya acara Singapore Great Sale (SGS) yaitu program belanja tahunan dengan obral besar-besaran (katanya sih gitu hehehe) di seantero pusat perbelanjaan di Singapore. Setelah keluar masuk beberapa toko, melihat barang-barang yang dijual rasanya masih berasa mahal juga kayaknya walaupun sudah didiskon hahahha. Akhirnya kunjungan ke Orchad Road kami akhiri dengan makan malam saja di food court pusat perbelanjaan Takashimaya.


Dengan mengendarai taksi, selanjutnya kami meluncur ke Clarke Quay dan menjadi tempat pilihan kami menghabiskan malam terakhir di Singapore. Tempat ini  merupakan salah satu tempat nongkrong favorit di Singapore dan agak sedikit berkelas untuk mengatakan tempat ini lumayan mewah. Ini terlihat dari restaurant, cafe, pub dan bar yang banyak tersebar di kiri kanan jalan dan berlanjut ke tepi Singapore River. Cafe dan bar yang berada di tepi Singapore River menjadi tempat favorit pengunjung yang mayoritas bule-bule. Kami memilih tempat duduk yang berada di dekat jalan sambil memesan beberapa minuman sambil menikmati hiburan pertunjukan musik yang tersaji di akhir pekan. Sebelum memilih minuman yang tersedia di daftar menu, otak gue sambil berpikir berapa yang harus dibayar dengan mengalikan dengan kurs rupiah hahahaaha.


Oh ya di sekitar Clarke Quay terdapat arena permainan Singapore Sling, yaitu suatu permainan di mana tubuh kita diikat samping kanan kiri kemudian disentakkan naik turun dan sebagai alasnya disediakan semacam jaring-jaring gitu. Gue sendiri sempat berminat untuk main bersama seorang teman, namun setelah bertanya harga tiketnya (sekitar 200 rb-an per orang), maka sayapun mundur teratur alias ga jadi (mahal sih hehehe). Puas nongkrong di Clarke Quay, maka selepas tengah malam kami kembali hotel untuk beristirahat. Satu keinginan gue waktu itu yaitu......ingin segera mandi! Maklum setelah seharian jalan dari pagi hari sampe tengah malam udah ga kebayang lagi tubuh ini udah menjadi apa.

Hari terakhir di Singapore, kami bangun agak sedikit siang setelah capek jalan di hari sebelumnya. Setelah sarapan pagi, dengan menumpang taksi kami membidik Mustafa Center, yaitu pusat perbelanjaan di kawasan Little India (teutep yee temanya belanja!). Untuk diketahui pusat perbelanjaan ini buka selama 24 jam non stop (hebat!) dan konon sudah membuka cabangnya di Jakarta yaitu di daerah Sunter (gue sendiri belum pernah tau keberadaan cabangnya di Jakarta ini apakah buka 24 jam juga). Karena berada di kawasan Little India, maka tak heran pengunjungnya kebanyakan dari etnis India, namun pengunjung dari negara lain (Indonesia juga tentunya) juga banyak yang berkunjung ke tempat ini. Menurut saya barang yang dijual di tempat ini lumayan cukup lengkap mulai dari kain sari khas India, kaos, suvernir, coklat, elektronik dan snack-snack dengan harga yang relatif murah dengan harga pas dan tidak bisa ditawar. Juga terdapat money changer di Mustafa Center ini dan seorang teman sempat menukar USD nya ke SGD dengan rate yang lumayan bagus.


Beberapa lembar kaos Singapore dan coklat untuk oleh-oleh sempat saya beli di sini dengan harga yang tidak terlalu mahal. Puas belanja di Mustafa Center, kami kembali ke hotel untuk check out dan menyelesaikan urusan administrasi hotel. Kelar urusan hotel, kami memutuskan untuk kembali ke Orchard Road karena masih penasaran. Sesampainya di Orchad Road kami memutuskan untuk berpencar dengan tujuan masing-masing dan menetapkan meeting point sebagai tempat kami berkumpul kembali pada jam yang telah kami sepakati.

Akhirnya setelah keluar masuk di beberapa toko yang belum sempat saya kunjungi di malam sebelumnya, saya berhasil menenteng 1 t’shirt yang didapat di Isetan Dept. Store dengan harga diskon yang setelah di rupiah-in kayaknya hampir sama dengan harga di Jakarta, begitu pikir saya. Jadi di mana letak sale nya yah hahahaha ya sudahlah kartu kredit sudah terlanjur digesek!

Sebelum bergabung kembali dengan teman-teman, gue masih mempunyai cukup waktu dan ini gue pergunakan untuk bertemu dengan teman satu gereja di Jakarta (yang telah gue kontak malam sebelumnya) yang sekarang mereka telah menetap di Singapore. Sambil makan siang (yang telat) di salah satu restoran yang menu dan pemiliknya berasal dari Indonesia (lupa namanya), kami ngobrol panjang lebar. Dan akhirnya gue harus bergabung kembali dengan rombongan teman-teman sesuai dengan jam yang telah disepakati sekitar jam 3an.

Dari Orchard Road kami meluncur ke Singapore Shopping Center. Namun kali ini bukan untuk belanja namun  untuk bersilahturahmi dengan rekan seorang agent yang biasa kami pakai jasanya untuk mengurus visa bisnis di Kedutaan Besar RI di Singapore  bagi pekerja asing di kantor kami. Puas ngobrol-ngobrol akhirnya kami harus bersiap-siap ke bandara Changi untuk kembali ke Jakarta. Ternyata kami ditawari untuk diantar ke bandara yang rasanya sulit untuk kami tolak tentunya (lumayan bisa ngirit beberapa SGD hehehe). Setiba di Changi, kami pamit untuk segera check-in, eh gak taunya kami sudah disiapin masing-masing satu kantong oleh-oleh yang berisi coklat.wow...lumayan buat nambah oleh-oleh buat teman2 dan keluarga di Jakarta. Penerbangan kembali ke Jakarta pukul 19.30 dan kami masih punya cukup waktu untuk jalan-jalan dulu di Bandara Changi yang begitu luas.

No comments:

Post a Comment