Wednesday, September 14, 2011

Hongkong, Shenzhen dan Singapore sebagai Pembuka Jalan...(3)

Pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Changi malam hari sekitar pukul 20.00 dan setelah melewati proses imigrasi seperti biasa, sayapun mengambil barang-barang di bagian baggage claim. Ya ampun berasa juga mendorong 5 tas ini selain itu beberapa orang melihat dengan tatapan yang kesannya begini kira-kira : ya ampun mas, berangkat sendirian tapi bawaannya itu loh gak ketulungan, kayak mau pindahan aja hahaha tapi masa bodoh ah, dengan sedikit rasa percaya diri trolleypun saya dorong sampai pintu keluar untuk mencari taksi yang akan membawa saya ke Garden Hotel  di Balmoral Road.

Kamar hotel berbintang 3 ini sudah saya booking dari Jakarta dengan tarif SGD 65 (sekitar Rp 390.000, kurs saat itu) per malam. Terletak di sekitar area Bukit Timah, hotel ini cukup nyaman dan memberikan nuansa ketenangan karena memang cukup jauh dari daerah hiruk pikuk.
Saatnya untuk menjelajahi sudut-sudut kota di Singapore. Pulau Sentosa menduduki tempat teratas dalam list kunjungan saya kali ini. Dengan mencegat taksi di depan hotel, saya menuju Pulau Sentosa melalui Mt. Faber dan dari Mt. Faber dilanjutkan dengan cable car. Pulau Sentosa berada di pulau yang terpisah dari pulau utama negara Singapore dan letaknya sangat dekat dengan Pulau Batam.
Taman hiburan di Pulau Sentosa ini sangat luas sehingga butuh waktu 1 hari penuh untuk menjelajah semua tempat atau wahana yang tersedia. Atraksi yang ada di Pulau Sentosa di antaranya:


Singapore juga mempuyai sebuah taman burung dengan nama Jurong Bird Park yang terletak di kawasan Jurong Hill. Karena Singapore merupakan negara kecil dan jaringan transportasinya begitu rapi dan bagus, maka lokasi ini sangat mudah dicapai dari berbagai sudut kota. Saya sendiri selama di Singapore ini mengandalkan transportasi massal MRT yang sangat mirip dengan MTR yang ada di Hongkong. Di tempat ini selain kita dapat menyaksikan koleksi sejumlah unggas dari berbagai negara di dunia, kita juga dapat menyaksikan pertunjukan aneka burung yang sudah begitu sangat terlatih dan kita juga diberi kesempatan untuk berfoto-foto dengan koleksi burung di situ (bayar tentunya!)

Sebuah taman lain yang terletak di wilayah Pasir Panjang Road yang bernama Haw Par Villa menjadi target kunjungan saya. Taman ini berisi lebih dari 1.000 patung dan 150 diorama raksasa yang menggambarkan adegan dari cerita rakyat, legenda, sejarah dan ilustrasi di berbagai aspek Konfusianisme Cina. Atraksi ini termasuk patung-patung Buddha Tertawa dan Kwan Im, serta diorama adegan dari kisah legendaris Perjalanan ke Barat dengan tokoh seperti Sun Go Kong. Atraksi yang paling terkenal adalah Sepuluh Pengadilan Neraka, dengan gambaran mengerikan tentang neraka dalam mitologi Cina, semua diatur dalam jejak Naga 60 meter panjang.
Bagi saya, taman ini sepertinya biasa saja hanya tema dan karakternya saja yang unik yang jarang dijumpai di tempat lain. Di dalam area juga terdapat kios-kios yang menjual berbagai aneka cendera mata. Mau tahu apa yang saya beli di Haw Par Villa ini.....?? Tiger balm a.k.a balsem “cap macan” yang legendaris itu hahahaha.

Kawasan yang wajib dikunjungi apabila ke Singapore yaitu Orchad Road yang merupakan icon Singapore untuk urusan belanja dan entertaimen. Jalan yang terletak di jantung kota Singapore ini dimulai dari persimpangan Orange Grove Road membentang hingga Scotts Road/Patterson Hill Junction, di kanan kirinya berjejer deretan pertokoan, mall, restaurant dan hotel. Tidak salah kiranya Orchard Road merupakan surga  bagi para pencinta belanja dan turis di Singapore karena mereka dapat memuaskan hasrat belanja dengan aneka ragam barang yang ditawarkan. Terlebih bila ajang Singapore Great Sale (SGS) yang diadakan setiap tahun (Juni-Agustus) tiba, kawasan Orchad Road begitu “heboh” dan sangat padat dengan lautan umat manusia yang berbondong-bondong menyerbu setiap toko yang ikut berpartisipasi dalam program SGS dengan iming-iming potongan harga hingga 80%. Tidak sah rasanya kalau ke Singapore tidak menyusuri Orchad Road ini. Walaupun tidak berbelanja, karena harga barangnya relatif mahal menurut saya, namun kita dapat duduk-duduk santai di bangku yang banyak disediakan di sepanjang jalan ini sambil menikmati es krim atau cemilan lain dan memperhatikan orang-orang yang hilir mudik dari berbagai bangsa dengan beragam pola tingkah laku mereka.

Sebagian dari kita mungkin telah pernah mendengar nama museum patung lilin Madame Tussaud’s. Museum yang berisikan patung lilin dari berbagai tokoh kondang dari seluruh dunia mulai dari tokoh selebritis penyanyi dan pemain film, model, politikus, negarawan, raja/ratu, pemimpin agama, ilmuwan dan atlet dibuat seukuran aslinya. Saya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini yang terletak di area World Trade Centre (WTC) Tanah Merah. Beberapa tokoh yang ada yang dapat saya sebutkan yang menjadi koleksi dari museum ini misalnya : petinju Muhammad Ali, pesepak bola Pele, Mahatma Gandhi, Ratu Elizabeth II, Paus Johannes Paulus II, model Naomi Campbell, Saddam Hussein, Dalai Lama, Marylin Monroe, Lee Kuan Yew, Einstein, Deng Xiao Ping, Michael Gorbachev dan masih banyak lagi. Karena saya melakukan solo traveling terpaksa saya meminta bantuan orang-orang di sekitar saya untuk mengambil foto diri saya beserta koleksi patung lilin yang ada menggunakan kamera yang saya bawa. Tak terhitung berapa kali saya mengucapkan kata “Excuse me” untuk meminta tolong orang-orang menjepret saya hehehe. Itulah salah satu resiko melakukan solo traveling....tapi tak apalah yang penting saya bisa menikmatinya.


Karena trauma dengan urusan kelebihan berat bagasi, maka saya mencoba mengerem hasrat belanja di Singapore sehingga tidak banyak barang atau oleh-oleh yang saya beli di Singapore. Tiba saatnya harus kembali di Singapore, saya merasa was-was apakah harus mengeluarkan lagi Singapore dollar untuk membayar kelebihan berat bagasi seperti yang saya alami di Hongkong. Ternyata saya sangat beruntung, karena pada saat check in saya mendapat  baggage extra weight (ga tahu kenapa saya juga bingung?) sehingga saya tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membayar. Lumayan menghemat pengeluaran di saat-saat akhir pikir saya.
Sembari menunggu waktu boarding, saya masih mempunyai banyak waktu dan saya gunakan untuk airport tour mengelilingi setiap sudut Bandara Changi. Sebagai salah satu bandara terbaik dan tersibuk di Asia, saya sangat mengagumi bandara ini. Dengan fasilitas yang sangat lengkap, bersih, teratur dan luas membuat saya “iri” kalau dibandingkan dengan Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Ah...kapan Jakarta bisa memiliki bandara sebagus ini? begitu pikiran yang ada di otak saya.  Tak terasa panggilan untuk memasuki pesawat menggema di area ruang tunggu tempat saya duduk menunggu mengakhiri lamunan sekaligus mengakhiri liburan saya kali ini.  Saya berjanji suatu saat akan kembali lagi ke negara ini karena saya merasa masih banyak tempat-tempat yang belum sempat untuk saya kunjungi.   

4 comments:

  1. saya kok ga pernah denger yah dari th 2004 an pertama ke Spore ada Madame Tussaud’s, bisa tau di daerah mana itu?
    thx

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  2. Di daerah tanah merah gedung World Trade Centre (WTC. Mungkin saat itu mereka sedang mengadakan ekshibisi jd sifatnya ga permanen.

    ReplyDelete