Wednesday, September 14, 2011

Hongkong, Shenzhen dan Singapore sebagai Pembuka Jalan...(1)

Sebenarnya perjalanan ini dilakukan 11 tahun silam, namun tak ada salahnya saya tuangkan kembali perjalanan tersebut dalam bentuk tulisan hitung-hitung merefresh kembali ingatan saya  kenangan trip pertama kali ke luar negeri.

Kesempatan untuk melakukan traveling ke luar negeri saya dapatkan di penghujung tahun 1999 hingga awal tahun 2000. Masih segar dalam ingatan saya pada saat itu setiap orang berlomba-lomba untuk melakukan perjalanan entah domestik atau ke luar negeri untuk merayakan masuknya umat manusia ke milenum baru yaitu tahun 2000. Jadi tidak heran pada saat itu harga tiket pesawat dan hotel melambung tinggi.  Negara yang saya lirik sebagai tempat untuk melakukan traveling pertama kali ke luar negeri yaitu Hongkong. Mengapa? sederhana saja alasannya karena di Hongkong saya mempunyai paman yang telah menjadi warga negara Hongkong sehingga saya bisa mendapatkan tempat tinggal (akomodasi) secara gratis serta menghemat biaya makan hehehe dan bagi pemegang paspor RI bebas visa untuk masuk ke Hongkong utk melakukan kunjungan wisata selama 30 hari. Trip ke Hongkong saya rangkai ke Shenzhen (di wilayah China Selatan) karena letaknya yang cukup dekat dari Hongkong yaitu hanya 1 jam perjalanan dengan menggunakan kereta api. Dan saya juga melakukan stop over di Singapore sebagai persinggahan pulang dari Hongkong ke Jakarta karena kebetulan maskapai yang saya gunakan yaitu Garuda Indonesia melakukan transit di Singapore. Benar-benar pengalaman baru dan  pertama bagi saya  untuk melakukan  reservasi tiket penerbangan, mengajukan aplikasi visa China (karena pemegang paspor RI harus mengajukan visa China jika ingin masuk ke wilayah China Daratan), reservasi hotel di Singapore, membeli mata uang dollar Hongkong dan dollar Singapore serta menyusun itinerary (rencana perjalanan) di Hongkong, Shenzhen dan Singapore. Dan semua itu saya lakukan sendiri..........
Setelah semua urusan beres maka tanggal 22 Des 1999 saya berangkat ke Hongkong. Perjalanan Jakarta-Hongkong ditempuh selama 5,5 jam terbang dengan transit selama 1 jam di bandara Changi Singapore. Pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Hongkong yang lebih dikenal dengan nama Bandara Chek Lap Kok  yang merupakan bandara baru  di Hongkong sebagai hasil reklamasi dari Lantau island. Bandara ini sendiri baru dibuka pada tahun 1989 menggantikan bandara Kai Tak di wilayah Kow Loon Hongkong. Bandara ini sangat bagus, luas dan megah sehingga tak salah merupakan salah satu bandara terbaik dan tersibuk di wilayah Asia setelah Changi Singapore dan Suvarnabhumi Bangkok dan mendapat gelar sebagai bandara terbaik dari Majalah Skytrax selama 5 tahun berturut-turut (2001-2005).
Setibanya di Hongkong dan pada saat proses imigrasi untuk pengecekan paspor, oleh petugas imigrasi saya ditanya macam-macam mulai dari tinggal di mana selama di Hongkong, berapa lama, disuruh memperlihatkan tiket balik ke Jakarta dll membuat jantung saya sedikit berdebar. Maklum ini pertama kali saya berhadapan dengan petugas imigrasi. Mungkin dari tampang keliatan kali ya kalo baru pertama kali melakukan perjalanan ke luar negeri, sendirian lagi... makanya ditanya macam-macam hehehehe. Namun terlepas dari hal tersebut ada sisi positif dan pengalaman baru yang dapat saya pelajari yaitu melatih saya untuk percaya diri dan bersikap tenang pada saat “diinterogasi” oleh pihak imigrasi.
Lolos dari pemeriksaan imigrasi, saya menuju ke bagian baggage claim untuk mengambil tas koper dan tidak lupa mengambil sejumlah brosur wisata di Hongkong dan peta Hongkong  yang disediakan secara gratis buat para turis. Di pintu keluar kedatangan paman beserta sang istri telah menunggu untuk menjemput saya. Dari terminal kedatangan kami menggunakan bus yang akan mengantar kami ke daerah Kow Loon tepatnya di Terminal Lam Tin dengan melewati Tsing Ma bridge yang begitu anggun dan megah. Dari terminal Lam  Tin disambung dengan kendaraan taksi menuju apartemen tempat tinggal paman di kawasan Tseung Kwan O, Kow Loon. Lama perjalanan dari airport ke kawasan Tseung Kwan O lebih kurang 2 jam.
Negara Hongkong merupakan salah satu dari 2 Special Administration Region dari wilayah Republik Rakyat China (satu lagi yaitu Macau). Pada tanggal 01 Juli 1997, daerah ini secara resmi diserahkan oleh Pemerintah Inggris kepada Pemerintah China setelah selama 137 tahun berada di bawah kekuasaan Inggris.
Sebelum diserahkan pada tahun 1997, Hongkong adalah koloni Britania Raya. Di bawah kebijakan “Satu Negara Dua Sistem” ciptaan Deng Xiaoping, Hongkong menikmati otonomi dari pemerintah RRC seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri. Urusan yang ditangani oleh Beijing adalah pertahanan nasional dan hubungan diplomatik. Otonomi ini berlaku di Hongkong (minimal) untuk 50 tahun dihitung dari tahun 1997.
Dengan luas wilayah yang hanya 6,254 km2, wilayah Hongkong terdiri dari Hongkong Island, Kowloon dan New Territories populasinya mencapai 6,8 juta jiwa. Maka tidak heran tingkat kepadatan populasi di Hongkong begitu tinggi dan dengan lahan yang tersedia sebagai tempat pemukiman sangat terbatas maka banyak dibangun apartemen sebagai tempat tinggal bagi penduduknya.
Negara Hongkong sendiri sangat menarik untuk dijelajahi. Walaupun negara ini kecil dan tidak terlalu luas, namun banyak tempat-tempat yang indah dan eksotis yang layak untuk dikunjungi. Sebagai negara yang maju dan modern, Hongkong memiliki infrastruktur yang sangat bagus, salah satunya yaitu sektor transportasi di mana mereka mempunyai sistem angkutan massal yang bernama MTR (Mass Transport Rapid) yang menghubungkan seluruh wilayah Hongkong secara terpadu dan terintegrasi. Sebagai pendatang baru, saya sangat diuntungkan dengan moda transportasi massal ini. Cukup dengan membawa transport map yang berisi petunjuk serta rute-rute yang dilayani kemanapun saya pergi beserta Octopus card (kartu MTR berlangganan), maka saya dapat menjelajahi seluruh wilayah Hongkong dengan praktis dan efisien. Uniknya Octopus card ini, selain dapat dipakai sebagai kartu MTR juga dapat digunakan di bus serta kereta KCR, yaitu kereta yang menuju ke perbatasan dengan Shenzhen, China yaitu di Lo Wu.
Tempat pertama yang saya kunjungi yaitu Victoria Harbour di wilayah Tsim Tsa Tsui, Kowloon. Saya sangat menyukai tempat ini karena dari tempat ini kita dapat memandang wilayah Hongkong Island dari kejauhan beserta gedung-gedung pencakar langitnya. Tempat ini merupakan salah satu tempat favorit untuk berkumpul baik oleh warga Hongkong sendiri maupun turis. Waktu terbaik untuk datang ke tempat ini yaitu sore hari menjelang matahari terbenam karena pada saat itu gedung-gedung pencakar langit di Hongkong island mulai menyalakan lampu berwarna warni membuat pemandangan di seberang begitu berkilau dan bercahaya begitu indah. Dengan memandang perahu junk, perahu legendaris Hongkong yang lewat, duduk berjam-jam di tempat ini pun tidak terasa bosan karena suasana yang tercipta membuat kita betah untuk berlama-lama sehingga tidak heran banyak pasangan yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi untuk berpacaran. Oh ya, tempat inipun dijadikan sebagai pilihan lokasi untuk foto pre-wedding bagi pasangan yang ingin menikah. Karena saya sangat menyukai tempat ini membuat saya bolak balik sampai beberapa kali sekadar untuk duduk-duduk maupun berfoto.

Di Victoria Harbour ini juga kita masih dapat menemukan sejumlah bangunan peninggalan Kerajaan Inggris, salah satunya yaitu Clock Tower yang merupakan landmark Hongkong. Bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1915 ini terbuat dari batu bata merah dan granit, berupa menara dengan ketinggian 44 M dan  di keempat sisi atas menara tersebut terdapat jam yang hingga saat ini masih berfungsi sebagai penunjuk waktu.

Dermaga penyeberangan yaitu Star Ferry Pier terleta tidak jauh dari Clock Tower. Dermaga ini merupakan penyeberangan bagi mereka yang akan pergi ke Macau dan Shenzen/Guangzhou (China) serta penyeberangan ke wilayah Hongkong island. Sebenarnya untuk mencapai wilayah Hongkong island terdapat beberapa alternatif yaitu dengan menggunakan bus, MTR dan kapal ferry. Jika menggunakan bus dan MTR, kita akan melewati terowongan atau tunnel yang dibangun tembus bawah laut untuk menghubungkan antara wilayah Kowloon dan Hongkong Island. Saya sendiri lebih memilih menggunakan kapal ferry karena ingin merasakan kenangan akan kapal ferry legendaris ini saat masih di bawah pengaruh Kerajaan Inggris. Dengan ongkos yang cukup murah yaitu hanya HKD 1.2  atau sekitar Rp 1,200 (HKD1 = Rp 1,000 pd saat itu) dengan waktu tempuh hanya berkisar 10-15 menit, maka kita sudah dapat tiba di wilayah Hongkong Island. Banyak turis asing selain saya sangat menikmati naik kapal ferry ini. Dengan frekuensi keberangkatan setiap 5-10 menit, pengalaman naik kapal ferry ini merupakan salah astu atraksi wisata yang menarik di Hongkong.
Kawasan Tsim Tsa Tsui juga menjadi titik terkenal sebagai meeting point berbagai kegiatan yang ada di Hongkong. Kebetulan malam tahun baru memasuki tahun 2000 ini saya berada di Hongkong dan Tsim Tsa Tsui menjadi tempat berkumpulnya warga Hongkong dan turis dari seluruh dunia untuk merayakan detik-detik malam pergantian tahun menuju  millenium baru tahun 2000. Berbagai pertunjukan seperti kembang api dll menyemarakkan suasana malam pergantian tahun ini.
Tiba di pelabuhan Pulau Hongkong dengan jarak yang tidak terlalu jauh saya singgah di Gedung Hongkong Convention and Exhibition Centre di daerah Wan Chai. Gedung ini digunakan sebagai tempat upacara penyerahan Hongkong dari Inggris kepada Pemerintah China pada tanggal 01 Juli 1997 yang lalu. Di depan gedung kita dapat menyaksikan tugu peringatan pengembalian Hongkong kepada China dan patung bunga bauhinia, yaitu bunga nasional negara Hongkong, di mana bunga ini juga dipakai sebagai simbol pada bendera nasional.


Hal lain yang saya kagumi dari negara Hongkong yaitu walaupun negaranya kecil, namun mereka memiliki beberapa taman umum yang sangat asri dan terawat yang berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga tidak jarang banyak warga yang melewatkan waktunya untuk sekedar berjalan-jalan, duduk-duduk santai sambil bercengkerama atau membaca buku maupun untuk tidur-tiduran. Beberapa taman umum yang ada yaitu Kowloon Park, Hongkong Park, Victoria Park dan satu lagi (saya lupa namanya) di wilayah Wan Chai. Taman yang berada di wilayah Wan Chai ini merupakan tempat bagi komunitas Filipino untuk berkumpul. Seperti diketahui, Hongkong merupakan salah satu negara tujuan pekerja migran dari berbagai negara dan pekerja dari negara Filiphina sebagai negara yang mengirim tenaga kerja dalam jumlah yang besar selain Indonesia tentunya.

Nah, para pekerja asing di sektor informal ini masing-masing memiliki tempat  favorit untuk berkumpul. Bagi tenaga kerja asal Filiphina, taman umum di Wan Chai serta Hongkong Park sebagai tempat berkumpul mereka, sedangkan tenaga kerja asal Indonesia memilih Victoria Park di kawasan Causeway Bay, Hongkong island sebagai base camp buat mereka berkumpul. Hari Minggu merupakan hari berkumpulnya para TKI di Hongkong, di mana sebagian besar dari mereka mendapat libur 1 hari dalam sepekan dari majikan masing-masing sehingga mereka menggunakan hari libur tersebut untuk berkumpul dan bertemu dengan sesama saudara setanah air untuk sekedar mengobrol, curhat, makan siang bersama dengan bekal yg telah dibawa masing-masing, dan malah ada sebagian dari mereka yang berdagang, entah itu pakaian, kosmetik atau makanan khas Indonesia. Kebayang dong suasananya seperti apa? riuh rendah khas pedagang kaki lima di tanah air hadir di taman ini. Saya sendiri sempat bingung merasakan suasana di sana, ini di Hongkong atau di Jawa yah, karena sebagian besar dari mereka berceloteh dalam Bahasa Jawa. Aih.....terasa unik, merasakan budaya negeri sendiri di negeri orang. Oh ya, karena TKI sebagai “penguasa” atas taman ini, maka sebagian besar papan pengumuman, misal : “dilarang buang sampah sembarangan”, “Jagalah Kebersihan” dll ditulis dalam Bahasa Indonesia. Hebat......!
Victoria Peak........yah tempat ini merupakan tempat yang wajib untuk disambangi pada saat kita  berkunjung ke Hongkong. Maka, bersama dengan keluarga paman beserta saudara sepupu yang lain sayapun diajak mengunjungi tempat populer ini. Sebelum menuju The Peak, kami mampir dulu ke restoran “Serenade” di tepi Victoria Harbour kawasan Tsim Tsa Tsui untuk sarapan pagi dimsum. Tradisi sarapan pagi dengan dimsum dan chinese tea sangat mengakar kuat di tradisi keluarga China dimanapun mereka berada ditambah dengan hobi mereka yang memang gemar makan.
Victoria Peak yang populer dengan nama The Peak  merupakan gunung di Hongkong barat daya dengan ketinggian 552 M dan merupakan objek turis yang populer dengan pengunjung sebanyak 6 juta orang setiap tahun. Hal yang menarik dari The Peak ini adalah menawarkan pemandangan yang indah yang mencakup Pulau Hongkong dan Semenanjung Kowloon. Untuk mencapai tempat tersebut ada 2 alternatif yaitu melalui jalan biasa atau dengan menggunakan kereta tram. Apabila menggunakan tram kita bisa menyaksikan pemandangan Pulau Hongkong di satu sisi sedangkan jika menggunakan jalan biasa kita bisa melihat seluruh bagian dari Hongkong.

Peak Tower adalah sebuah menara di Victoria Peak yang juga menjadi pemberhentian paling atas dari Peak Tram. Perancangnya menginginkan desain yang secara jelas menarik perhatian namun tidak mengganggu pemandangan sekitar. Menara ini dirancang dengan bentuk seperti wajan (setengah lingkaran dengan sisi lurus di bagian atas) dan memiliki 7 lantai dengan total luas 10,400 m². Di puncak menara ini kita dapat menyaksikan pemandangan spektakuler yaitu pemandangan pulau Hongkong. Tampak jajaran gedung gedung pencakar langit  dengan hamparan laut lepas. Juga tersedia teropong (dengan memasukkan sejumlah dollar hongkong dalam mata uang koin) buat para pengunjung sehingga dapat menyaksikan pemandangan dari jarak dekat.
Atraksi dan fasilitas lain yang terdapat di Peak Tower adalah Ripley's Believe It or Not! Odditorium, Hong Kong's Historical Adventure, museum patung lilin Madame Tussaud's, dan Restoran Marche.


Objek wisata  lain yang tidak kalah menariknya di Hongkong yaitu Ocean Park yang merupakan Taman hiburan seperti Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta. Dibuka sejak tahun 1977, Taman hiburan ini terletak di wilayah Wong Chuk Hang dan Nam Long Shan. Di dalam komplek Ocean Park terdapat Marine Mammal Park, Oceanarium, Animal Theme Park dan Amusement Park.

Theme Parknya sendiri terdapat 19 jenis permainan, tetapi jenis yang saya sukai yaitu permainan rollercosters ganda yang lebih seru dari di Dunia Fantasi Ancol Jakarta. Juga teater 3 (atau 4 dimensi saya lupa hehehe) yang seolah-olah kita masuk dan ikut dalam suasana cerita yang sedang disajikan. Hal menarik yang juga langka yaitu di dalam komplek Ocean Park ini terdapat tempat konservasi hewan Giant Panda, sayangnya pada saat saya datang 2 ekor Panda yang ada sedang tidur jadi tidak dapat melihat aktivitas mereka. Show atau pertunjukan juga disediakan buat pengunjung yang sempat saya saksikan yaitu pentas satwa singa laut dan aneka burung (yang ginian mah di Ancol juga ada hehehe)

Sepertinya ada sesuatu yang kurang kalau kita membicarakan Hongkong tanpa menyinggung tentang kegiatan wisata belanja di sana. Yah....Hongkong merupakan salah satu surga belanja di Asia selain Singapore.  Pusat-pusat perbelanjaan mulai dari yang kecil sampai besar, tradisonal maupun modern bertebaran di seluruh distrik yang ada di Hongkong. Untuk memburu produk-produk bermerk terdapat di kawasan Tsim Tsa Tsui. Di sini berderet toko-toko yang menjual berbagai barang mulai dari produk elektronik, gadget, peralatan olah raga, komputer, juga butik-butik pakaian   mewah semua tersedia. Tapi dari pengamatan saya, harga barang-barang di sini lumayan mahal apalagi harga yang ditawarkan adalah harga pas alias tidak bisa ditawar.
Karena lahan yang tersedia di Hongkong sangat sempit dan terbatas, maka banyak toko-toko yang dibangun menyambung dengan hotel, gedung perkantoran atau apartemen dengan konsep shopping arcade.
Untuk mencari barang-barang dengan harga miring dan bisa ditawar mungkin Pasar Mongkok sebagai tempat paling tepat dan pas. Terletak di distrik Mongkok, Kow Loon pasar tradisional ini menawarkan berbagai aneka barang mulai dari suvernir khas Hongkong, pakaian, tas, dompet, barang pecah belah, CD, buku, kosmetik dll. Pasar ini juga dikenal dengan nama Ladies Market, tidak jelas alasan penamaan tempat ini sebagai Ladies Market. Untuk berbelanja di tempat ini, kita dapat mengeluarkan ilmu tawar menawar karena harga yang diberikan memang bisa ditawar.
Tempat belanja lain yang cukup populer buat turis yaitu Stanley Market. Pasar ini terletak di wilayah Hongkong island yaitu di Stanley New Street.
Oh ya, kalo berjalan-jalan di Hongkong island sempatkan waktu untuk menaiki kendaraan tradisional yaitu tram. Kendaraan yang memiliki double deck ini telah beroperasi sejak tahun 1904 dan masih beroperasi hingga saat ini namun hanya melayani di wilayah Hongkong island dengan memiliki 6 route. Harga tiket sekitar HKD 2 (Rp 2.400) untuk jarak jauh dekat (seperti tarif kopaja di Jakarta hehehe).

Bersambung.................

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete